Memiliki potensi pariwisata yang spesifik, seperti potensi biologis daratan yang kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna spesifik, habitat mangrove dan padang lamun, habitat pantai pasir dengan pantai pasir putihnya, habitat terumbu karang yang dihuni lebih dari 2.000 jenis ikan seperti ikan napoleon dan jenis ikan purba yakni ikan raja laut (coellacanth), dan habitat laut dalam.
Keindahan taman lautnya dapat dilihat pada lokasi-lokasi yang disebut dengan Lekuan 1, 2 dan 3; Fukui; Mandolin; Tanjung Parigi; Ron’s Point, Sachiko Point; Pangalisang; Muka Kampung; dan Bunaken Timur.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), sunbathing (mandi matahari), dan tamasya pantai.
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu perahu berkaca, diving center, cottage (penginapan), rumah makan, dan pendopo dengan kios cenderamata.
Lokasinya berada di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken sekitar 7 mil dari Pelabuhan Manado yang dapat ditempuh selama 35 menit dengan menggunakan transportasi laut.
Pulau Manado Tua
Pulau Manado Tua selain mempunyai keindahan alam juga memiliki sejarah yang berkaitan dengan Suku Bawontehu yang pernah ada pada tahun 1512 sejak kedatangan bangsa Portugis di Wilayah Laut Sulawesi.
Disamping potensi pantai dan laut, potensi lainnya yang dimiliki pulau ini, yaitu Hutan Lindung, Kubur Raja Mokodokek, Raja Kokodompis, Raja Wulangkalangi, Pantai Raja (Apeng Datu) bekas Istana Raja Manakalangi, Pantai Istana Wakil Raja (Apeng Gugu), Pantai Apeng Salah, Batu Layar (Batu Senggo), Batu Kadera, Batu tempat istirahat (Pangilolong), dan Bua alo yang sekarang menjadi Ibu Kota Kelurahan Manado Tua Dua yakni Bualo.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), rekreasi air seperti olah raga air dengan cara boat sailing (berperahu layar), ski dan jet ski; menikmati pemandangan dan panorama alam dengan cara sunbathing (mandi matahari), tamasya pantai, jogging (lari pagi/sore), bersepeda santai dan sepeda gunung, hiking (lintas alam), berkemah, menikmati sunset dan mengenal sejarah Suku Bawontehu.
Fasilitas yang tersedia di pulau ini, yaitu penginapan rakyat (home stay).
Lokasinya berada dalam batasan Teluk Manado di Kecamatan Bunaken yang dapat ditempuh selama 60 menit dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan transportasi laut.
Pulau Siladen
Memiliki potensi pariwisata yang spesifik seperti yang dimiliki taman laut Bunaken dan merupakan tempat wisata alternatif. Kelebihan pulau ini yaitu dikelilingi pantai pasir putih.
Keindahan taman laut di pulau ini dapat dilihat pada lokasi yang disebut dengan Siladen 1 dan 2.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), sunbathing (mandi matahari), dan tamasya pantai.
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu perahu berkaca (katamaran), diving center, cottage (penginapan), dan cafe.
Lokasinya berada di sebelah timur laut pulau Bunaken dan dapat ditempuh selama 45 menit dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan transportasi laut.
Gunung Tumpa
Gunung Tumpa memiliki pemandangan alam yang asri karena dikelilingi pepohonan yang menghijau dan perkebunan kelapa rakyat, juga telah dibangun suatu tempat yang dinamakan Bukit Doa.
Dari atas puncak gunungnya yang berketinggian sekitar 750 meter diatas permukaan laut, dapat melihat pemandangan kota Manado secara keseluruhan dan juga pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage serta Nain.
Tempat ini adalah kawasan hutan lindung wilayah konservasi Kota Manado dan sangat cocok sebagai tempat menikmati matahari terbit (sunrise) maupun matahari terbenam (sunset) serta panorama bulan purnama (fool moon). Kondisi jalannya cukup berbahaya karena tanjakan yang tinggi dan lembah-lembah gunung yang curam namun sangat baik untuk dinikmati oleh wisatawan.
ziarah di bukit doa.
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu Taman Mambre Green Hills.
Lokasinya berada di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken yang dapat ditempuh selama 45 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Air Terjun Kima Atas
Air Terjun Kima Atas memiliki lingkungan yang alami. Atmosfir di sekitarnya dengan vegetasi alami memberikan kesan sejuk dan otentik.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di tempat ini, antara lain menikmati keindahan alam dan tamasya/rekreasi pemandian air terjun.
Lokasinya berada di Kelurahan Kima Atas Kecamatan Mapanget yang dapat ditempuh selama 50 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Pantai Malalayang Dua
Pantai Malalayang Dua kaya akan view yang atraktif yakni view kota Manado dan view terbuka menghadap pulau Manado Tua dengan beberapa spot yang cukup manarik untuk aktivitas snorkeling.
Kondisi pantainya terdapat banyak bebatuan dan pasir dengan tekstur yang cukup besar dan kasar yang berpotensi sebagai Natural Healing Beach atau penyembuhan alami dalam bentuk akupuntur.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain pemandian pantai, tamasya dan rekreasi pantai serta menikmati keindahan alam/lingkungan.
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu tempat bilas dan warung jajanan khas Manado.
Lokasinya berada di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat kota Manado dengan menggunakan trasportasi darat.
Obyek Dan Daya Tarik Wisata Buatan
Museum
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara
Bangunan bergaya tradisional Kota Manado ini dibangun pada tahun 1974 sampai dengan 1975.
Koleksi yang terdapat di Museum ini antara lain geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, keramologika, filologika, seni rupa dan teknologika.
Di Museum ini juga terdapat peninggalan Megalit yaitu waruga yang merupakan wadah kubur yang terbuat dari batu monolith.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal tata cara hidup suatu masyarakat.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 20 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Museum Perjuangan TNI Angkatan Darat
Didalam museum ini tersimpan dan dikoleksi berbagai jenis persenjataan tempur milik TNI Angkatan Darat yang tidak dipakai dan berbagai jenis persenjataan tempur lainnya yang berhasil diambil dari berbagai tempat pertempuran.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal persenjataan tempur militer.
Terletak di Kelurahan Sario Tumpaan Kecamatan Sario sekitar 25 menit dari pusat Kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Situs Peninggalan Sejarah Dan Purbakala
Goa Jepang
Goa Jepang tersebar dibeberapa wilayah Kota Manado, yakni Kelurahan Singkil Satu, Tanjung Batu, Titiwungen Selatan, Pakowa, Tikala Ares, dan Kairagi.
Salah satu Goa Jepang yang masih terpelihara yakni yang terdapat di Jalan Lorong Bukit Kelurahan Tikala Ares Kecamatan Tikala. Goa ini memiliki 2 pintu masuk dan menyerupai terowongan dan berdinding beton. Lebar terowongan tersebut ± 2 Meter dan panjang ± 10 Meter. Didalam goa Jepang ini terdapat sebuah kamar berukuran kecil dan sebuah meja yang terbuat dari batu.
Terdapat pintu penghubung menuju terowongan yang ada disebelah. Jadi, apabila kita masuk melalui pintu yang berada disebelah kiri akan keluar pada pintu sebelah kanan dan begitu sebaliknya. Terowongan ini memiliki jalan tembus yang menghubungkan dengan jalan raya disebelah kanan goa. Jalan yang akan dilalui menuju goa tersebut agak berbukit dan diatas goa tersebut terdapat perumahan penduduk.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah mengetahui sejarah penjajahan Jepang di Indonesia.
Goa ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan angkutan darat.
Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton
Berada di kawasan pemakaman umat muslim di belakang gedung persekolahan Eben Haezar.
Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton di buat seperti rumah yang dikelilingi makam keluarga serta putranya tepat di pintu masuk. Posisinya yang strategis terletak di tengah-tengah kompleks pekuburan sehingga terlihat lebih agung dan terkesan sangat dihormati. Disekitar pekuburan terdapat pepohonan yang rindang sehingga terasa sejuk dan tenang.
Kanjeng Ratu Sekar Kedaton adalah Permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono V yang meninggal dan dimakamkan di Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah Keluarga Hamengku Buwono V.
Terletak di Kelurahan Mahakeret Timur Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 10 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Monumen Perang Dunia II
Pada tahun 1675, Ds Mantanus, seorang pendeta dari Belanda untuk pertama kali mengunjungi Manado dan melaporkan bahwa Manado sudah ada golongan orang kristen.
Selanjutnya pada pemerintahan VOC tahun 1677 ditempatkan seorang Pendeta Belanda di Manado yang bernama Pendeta Zacharias Coners. Sebelum nama Gereja Sentrum Manado dikenal dengan nama Gereja Besar Manado.
Pada masa penjajahan Jepang Gereja Besar Manado pernah menjadi Markas/Pusat MSKK (Manado Syuu Kiri Sutoktop Kyookai) yang dipimpin oleh pendeta Jepang Hamasaki.
Namun, Gedung Gereja Besar Manado yang begitu sarat akan nilai historis religius ini hancur di bom pada perang dunia II atau agresi militer.
Sebagai tanda atau prasasti maka didirikan monumen yang berada disebelah kiri gereja yang sudah hancur tersebut. Monumen perang dunia II ini sampai sekarang masih kokoh berdiri.
Pada tahun 1952, didirikan sebuah gedung gereja permanent di lokasi yang hancur.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah Perang Dunia II di Kawasan Pacifik.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh sekitar 5 menit dari Pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Monumen Jepang
Monumen Jepang dibangun oleh Pemerintah Kota Manado sebagai peringatan atas gugurnya Tentara Jepang (Dai Nipon) ketika mereka menjajah Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah penjajahan Jepang atas Indonesia.
Terletak di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Teling Kecamatan Wanea yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Tugu Dotu Lolong Lasut
Merupakan makam dari Dotu Lolong Lasut yang lahir pada bulan November 1450 dan meninggal pada tahun 1520.
Pada nisan tugu tersebut tertulis : Dotu Lolong Lasut alias Ruruares Teterusan dan Kepala Agama Tombulu yang sudah merintis dan membangun TUMANI negeri WENANG kemudian berkembang menjadi Manado.
Dotu Lolong Lasut adalah seorang tokoh perjuangan yang berhasil mengusir penjajah dari Portugis untuk menjajah Wenang pada saat itu. Oleh karena itu nama Dotu Lolong Lasut tetap dikenang sepanjang masa oleh masyarakat SULUT lebih khusus masyarakat Manado dan Minahasa.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah berdirinya Kota Manado.
Terletak di Pusat Kota Manado.
Waruga
Waruga adalah kuburan tua orang Minahasa yang pertama mendiami kota Manado. Sangat unik, selain bentuknya serta simbol-simbol yang tergambar di waruga juga mayat yang dikuburkan ditempatkan pada posisi duduk atau ada yang berdiri.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal waruga peninggalan sejarah orang Minahasa pertama di Manado.
Terletak di Kelurahan Mahakeret Barat Kecamatan Wenang sekitar 10 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Kuburan Belanda
Di kuburan ini dimakamkan jasad beberapa orang bangsa Belanda yang meninggal dunia di Manado ketika mereka menduduki Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan Belanda di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Singkil Satu Kecamatan Singkil sekitar 20 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Velld Box
Velld box ini terbuat dari bahan beton berbentuk bundar yang merupakan bekas benteng pertahanan tentara Jepang pada masa penjajahan di Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal bekas benteng pertahanan tentara Jepang ketika menjajah Indonesia.
Tersebar di beberapa wilayah kota Manado, yakni Kelurahan Kleak, Wanea, Pakowa, Tuminting, Bumi Beringin, Istiqlal, dan Titiwungen Selatan.
Untuk ke lokasi Velld Box-Velld Box tersebut, dapat menggunakan transportasi darat dan jaraknya sangat dekat dengan pusat Kota Manado.
Meriam Kuno
Meriam Kuno yang dipajang didepan Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara dan Markas Korem 131/Santiago merupakan benda peninggalan sejarah pendudukan dan penjajahan di Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal peninggalan sejarah.
Untuk ke lokasi tersebut, dapat menggunakan transportasi darat yang dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Manado.
Batu Sumanti
Batu Sumanti adalah batu keramat bagi masyarakat Minahasa yang pertama mendiami kota Manado. Batu ini berdiri secara berjejer dan konon dari hari ke hari terus bertumbuh menjadi besar.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Tikala Ares Kecamatan Tikala sekitar 25 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Bantik
Batu ini menjadi tempat persembunyian para leluhur anak suku Bantik dahulu. Mereka hanya akan keluar waktu itu jika hendak berbelanja atau mencari makan berupa biji kacang hijau yang di beli dengan alat tukar berupa manik-manik yang kini sering dijadikan batu cincin.
Batu Bantik merupakan batu keramat bagi anak suku Bantik dan masyarakat Kota Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di kompleks Perumahan Bumi Beringin Kelurahanh Bumi Beringin Kecamatan Wenang sekitar 15 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Kuangang
Diatas batu ini terdapat lubang-lubang kecil sebagai tempat permainan congklak bagi anak-anak. Konon lubang-lubang kecil itu dibuat oleh seorang leluhur anak suku Bantik Malalayang dengan menggunakan sikut tangannya.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Buaya
Batu ini bentuknya menyerupai seekor buaya namun tidak berkepala. Konon batu tersebut adalah jasad dari seorang tonaas yang kalah berkelahi ketika itu.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Ni Yopo
Batu Ni Yopo adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki kekuatan supranatural.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Rana
Batu Rana adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki kekuatan supranatural.
Diatas batu ini terdapat bekas tapak kaki dari seorang yang sakti ketika itu.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Lima Batu
Lima Batu adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki kekuatan supranatural.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Timur Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Parigi Puteri
Parigi Puteri atau Sumur Puteri, merupakan tempat mandi dari seorang puteri bernama Karema. Konon Dia tercipta dari keringat yang keluar pada sebuah batu karang yang ketika itu tersengat matahari panas dimusim kemarau dan merupakan orang pertama yang mendiami tanah Malesung atau Minahasa.
Parigi Puteri menjadi parigi keramat bagi masyarakat Sulawesi Utara khususnya masyarakat kota Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di kelurahan Dendengan Dalam Kecamatan Tikala sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Parigi Tujuh
Dinamakan Parigi Tujuh karena terdapat dua sumber mata air yang masing-masing tempat memiliki 7 sumber mata air. Mata airnya keluar dari sela-sela batu besar dan sangat bening serta tidak pernah kering sekalipun di musim kemarau.
Konon pada jaman nenek moyang orang Minahasa, parigi atau sumur kecil ini menjadi tempat mandi dari 7 orang puteri yang berasal dari khayangan.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Kombos Timur Kecamatan Singkil sekitar 25 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Gedung Bersejarah
Rumah Sakit Belanda
Sekolah Don Bosco milik Gereja Katolik Keuskupan Manado, dahulunya adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Belanda ketika mereka menduduki Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan Belanda di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 10 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Markas Dan Penjara Belanda
Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi milik TNI AD, dahulunya adalah Markas Dan Penjara ex Belanda ketika mereka menduduki Indonesia.
Banyak pejuang asal Sulawesi Utara yang ditahan bahkan gugur ditempat ini.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan Belanda di Manado dan sejarah perlawanan rakyat Sulawesi Utara terhadap Belanda ketika itu.
Terletak di Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea yang dapat ditempuh selama 25 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Minahasa Raad (Gedung Dewan Minahasa)
Bangunan lama milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di Jalan Sam Ratulangi depan Gedung Bank Sulut, dahulunya adalah Gedung Dewan Minahasa (Minahasa Raad) pada jaman pendudukan Belanda di Manado atau Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sekarang.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah Pemerintahan Kota Manado.
Terletak di Kelurahan Wenang Utara Kecamatan Wenang (Pusat Kota Manado) berdekatan dengan Zero Point.
Oude Kerk
Gereja Sentrum milik umat GMIM ini dahulunya adalah Oude Kerk (Gereja Tua) Bangsa Belanda yang ketika itu menduduki Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang menjadi Markas/Pusat MSKK (Manado Syuu Kiri Sutoktop Kyookai) yang dipimpin oleh pendeta Jepang Hamasaki.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah pendudukan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 5 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Klenteng Ban Hin Kiong
Tempat ini merupakan pusat bagi umat Budha untuk beribadah. Bila sedang berada di Manado pada saat dua minggu setelah bulan kamariah, maka kita akan menyaksikan Parade Tradisional Cina yang menampilkan berbagai macam atraksi keagamaan umat Budha. Pada setiap tahun sejak awal abad XIX di Klenteng Ban Hin Kiong diadakan upacara adat oleh penganut aliran Kong Hu Chu yang disebut Toa Pe Kong atau Cap Go Meh. Dalam upacara ini dimeriahkan dengan atraksi yang dinamai Ince Pia, yakni seseorang yang memotong-motong badan dan mengiris lidahnya dengan sebilah pedang tajam serta menusuk pipinya dengan jarum besar yang tajam; akan tetapi tidak terluka sedikitpun. Dalam Upacara ini juga ditampilkan atraksi kuda Locia dan pikulan-pikulan serta Mobil hias yang diiringi kelompok musik bambu. Upacara ini diikuti oleh seluruh penganut Kong Hu Chu yang ada di Kota Manado dan sekitarnya.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal tata cara hidup masyarakat etnis Tiong Hoa di Manado.
Terletak di Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Seni Budaya
Gedung Kesenian Pingkan Matindas
Gedung ini dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebagai pusat pertunjukan seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah menyaksikan dan menikmati seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Terletak di Kelurahan Sario Utara yang dapat ditempuh selama 25 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Taman Budaya
Tempat ini merupakan laboratorium dan bengkel seni budaya daerah Sulawesi Utara dan daerah lainnya di Indonesia. Disini sering digelar pagelaran, pameran, dan pelatihan seni budaya.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan menikmati seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Terletak di Kelurahan Wanea Kecamatan Wanea yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transpotasi darat.
Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa
Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa atau biasa disebut TKB merupakan salah satu tempat di mana dilaksanakannya berbagai macam atraksi-atraksi wisata yang bisa ditonton oleh siapa saja. Di antaranya berupa drama yang dipentaskan.
Di taman ini juga kita bisa bersantai melepas lelah sambil menikmati hiburan yang ada di dalam taman tersebut.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan menikmati seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Terletak di pusat Kota Manado sekitar ± 15 Kilometer dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Transportasi menuju taman ini dapat ditempuh dengan angkutan umum seperti Taksi, Mikrolet bahkan kendaraan pribadi.
Taman Dan Ornamen Kota
Taman Sparta Tikala
Sebagai alun-alun Kota Manado karena letaknya didepan Kantor Walikota Manado, taman ini menjadi tempat santai diwaktu malam dari masyarakat sekedar untuk bersantai.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, yaitu bersantai menikmati alam Kota Manado yang bersih dan indah.
Terletak di Kelurahan Tikala Kecamatan Tikala yang dapat ditempuh selama 20 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transpotasi darat.
Patung Toar Lumimuut
Nampak indah dan mengagumkan menghiasi wajah Kota Manado di Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang yang dapat ditempu selama 20 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat. Patung ini mengingatkan pada sejarah orang Minahasa, yakni seorang putri bernama Karema mengucapkan doa didepan sebuah batu karang. Tiba-tiba batu karang itu terbelah dan keluarlah seorang wanita cantik yang diberi nama Lumimuut, yang artinya tercipta dari batu karang. Setelah melalui suatu upacara, dimana Lumimuut berdiri menghadap arah barat yang sedang berhembus angin kencang, tiba-tiba dia hamil lalu melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Toar. Akhirnya Toar mengawini ibunya Lumimuut dan keturunan mereka hidup sepanjang masa.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal manusia pertama yang mendiami tanah Malesung atau Minahasa.
Patung Dotu Lolong Lasut
Sangat gagah perkasa berdiri ditengah-tengah Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa Pusat Kota Manado Kelurahan Wenang Utara Kecamatan Wenang. Dotu Lolong Lasut adalah cikal bakal berdrinya Kota Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah berdirinya Kota Manado.
Patung Ibu Maria Walanda Maramis
Dibangun dengan sosok wanita asal daerah Sulawesi Utara yang bersifat kepribadian seorang Ibu Sejati Indonesia dan menghiasi wajah Kota Manado di Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang yang dapat ditempu selama 15 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat. Ibu Maria Walanda Maramis adalah pelopor pejuang kaum wanita dalam bidang pendidikan di jaman pendudukan Belanda. Ia juga adalah pendiri organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya).
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah perjuangan seorang wanita asal Sulawesi Utara di bidang pendidikan.
Patung DR. G.S.S.J Ratulangi
Dengan sangat berwibawa berdiri dipersimpangan Jalan Sam Ratulangi Kelurahan Ranotana Kecamatan Sario yang dapat ditempuh selama 25 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
DR. G.S.S.J Ratulangi atau dikenal dengan sebutan Sam Ratulangi lahir pada tanggal 5 Nopember 1890. Putera Minahasa yang meraih Dokter Matematika pertama di Indonesia. Semboyannya yang terkenal, yaitu Sitou Timou Tumou Tou (Manusia Hidup Untuk Menghidupkan Manusia).
Kegiatan yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah seorang pejuang bangsa Indonesia asal Minahasa.
Patung Wolter Robert Mongisidi Dan Piere Tendean
Didirikan sebagai peringatan atas jasa-jasa dua putera yang bersal dari Minahasa, yakni Wolter Robert Mongisidi atau yang akrab disapa Bote putera Bantik Malalayang yang tewas dibunuh regu tembak Belanda di Makassar Sulawei Selatan karena berjuang melawan Belanda ketika itu. Semboyannyanya ialah “Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan”. Kapten Piere Tendean putera Minahasa yang gugur pada peristiwa G 30 S/PKI dalam usahanya mempertahankan Pancasila dan digelari pahlawan revolusi.
Terletak di Kelurahah Bahu Kecamatan Malalayang yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sifat patriotrisme (cinta tanah air) putera asli asal Minahasa.
Patung Batalyon Worang
Terletak di pusat Kota Manado Kelurahan Wenang Utara Kecamatan Wenang. Tugu ini dibangun sebagai peringatan terhadap perjuangan salah satu Batalyon TNI AD (Tentara Naional Indonesia Angkatan Darat) pimpinan Mayor H. V. Worang seorang putera asal Minahasa (Mantan Gubernur Sulawesi Utara) yang ketika itu melakukan pendaratan di Minahasa untuk melawan penjajah. Monumen ini terlihat sangat patriotik dan menggugah semangat juang.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Gerbang Bobocah
Bobocah adalah nama sejenis ikan dalam bahasa Manado. Gerbang Bobocah dibangun dipinggiran Kota Manado Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang yang dapat ditempuh selama 35 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat. Disamping sebagai batas kota, gerbang Bobocah menjadi tempat wisata dari masyarakat Kota Manado dan sekitarnya karena terletak dipinggir pantai Malalayang Dua.
sumber.http://pesonamdo.wordpress.com/obyek-dan-daya-tarik-wisata-kota-manado/
0 komentar:
Posting Komentar