Wisata Bahari di Utara Pulau Jawa

Pulau Cemara Besar dengan latar Pulau Karimun Jawa
Pulau Cemara Besar dengan latar Pulau Karimun Jawa
Jika anda termasuk yang menyukai wisata bahari kemungkinan besar sudah pernah mendengar nama Karimun Jawa. Kepulauan yang terletak di utara Jawa Tengah ini memang salah satu tempat favorite bagi pecinta wisata maritim, terutama yang hobi diving atau snorkling.
Berdasarkan data dari situs Departemen Kehutanan, Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara.  Dengan luas daratan ±1.500 hektar dan perairan ±110.000 hektar. Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang (dephut.go.id).
Saya sendiri baru sempat berkunjung ke Karimun Jawa ini pada awal Juli 2009 yang lalu. Mengingat pula bahwa sekitar Juli hingga Agustus dianggap sebagai musim yang paling cocok jika ingin berkunjung kesana. Karena pada waktu inilah iklim serta cuaca termasuk ramah untuk wisata bahari. Selain bahwa pada musim ini pula ombak termasuk tidak terlalu tinggi untuk pelayaran ke sana.
Kali ini saya berangkat ke sana bersama rombongan dari Cibubur Diving Club. Mereka kebetulan memang rutin hampir tiap tahunnya melakukan penyelaman di Karimun Jawa.
Menempuh perjalanan darat dari Jakarta menuju Semarang hampir sekitar 12 jam dengan bus. Mengingat jalur Pantura yang tidak begitu bagus serta banyak perbaikan jalan, maka naik kereta api atau pesawat ke Semarang agaknya akan lebih nyaman meski akan lebih mahal. Kami tiba di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang sekitar pukul 8 pagi.
Setelah memperoleh tiket Kapal Motor Cepat (KMC) Kartini I maka kapal pun berlayar sekitar pukul 9 pagi menuju Kepulauan Karimun Jawa. Untuk urusan tiket ini ada baiknya jika sudah memesan terlebih dahulu jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Berdasarkan keterangan penjual tiket, bahkan tiket sudah habis hingga sebulan ke depan karena memang sudah banyak dipesan. Padahal untuk ukuran tiket kelas bisnis seharga Rp. 90.000 dan kelas eksekutif seharga Rp. 125.000 sudah termasuk ke dalam kategori mahal.
KMC Kartini I di Tanjung Mas, Semarang
KMC Kartini I di Tanjung Mas, Semarang
Sebenarnya ada dua rute pelayaran menuju Karimun Jawa, yaitu dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang atau dari Pelabuhan Kartini di Jepara. Jika dari Tanjung Mas maka pilihannya menggunakan KMC Kartini I yang hanya menempuh perjalanan selama 3 hingga 3,5 jam. Sedangkan jika dari Jepara, menggunakan Kapal Motor Muria yang membutuhkan waktu tempuh hampir 6 jam perjalanan. Rute pertama lebih banyak dipilih karena lebih singkat walaupun lebih mahal.
Sedangkan melalui jalur udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemojan dengan pesawat sewa jenis CASSA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort). Waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Kisaran harga sewanya sekitar US $ 1.300 per jam.
Sekitar pukul 1 siang KMC Kartini I berlabuh di Pelabuhan Karimun Jawa. Para penumpang yang turun dari kapal mayoritas adalah turis yang memang datang untuk berwisata secara rombongan. Jadi ketika mereka mendarat, rombongan mereka segera saja diangkut oleh mobil penduduk menuju cottage ataupun wisma yang sepertinya juga sudah mereka pesan sebelumnya. Barang-barang diangkut menggunakan mobil pick-up sedangkan para pemiliknya diangkut menggunakan Elf.
Di dekat dermaga memang ada semacam aula untuk persinggahan orang-orang yang baru saja tiba. Terlihat pula ada loket pusat informasi. Saat itu loket terlihat kosong sehingga sulit untuk mendapatkan informasi yang memadai bagi turis yang baru pertama kali datang ke sini.
Rombongan kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju sisi lain pulau guna menyebrang menuju Pulau Menjangan Kecil. Ternyata wisma tempat kami menginap selama di sini tidak berlokasi di pulau utama Karimun Jawa.
“Kalau musim liburan begini banyak wisma dan cottage di pulau Karimun ini yang penuh. Tapi kita dapat yang di Pulau Menjangan Kecil. Dan sebenarnya lebih eksklusif, karena cottage di sana tidak banyak disewakan untuk umum”, jelas Bertha Suranto, koordinator dari Cibubur Diving Club kepada kami. Bertha sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke Karimun guna berbagai keperluan, terutama shooting sejumlah film televisi garapan Production House miliknya. Dia banyak kenal dengan pemilik cottage dan pejabat di sini.
Untuk yang ingin snorkling atau diving ada baiknya membawa peralatan sendiri sejak dari tempat asal. Saya sendiri agak kesulitan mencari tempat penyewaan alat-alat snorkling atau diving di Pulau Karimun ini. Lebih mudah menemukan penyewaan peralatan ini ketika saya berkunjung ke Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pulau Menjangan Kecil
Pulau Menjangan Kecil
Dari pulau utama menuju Pulau Menjangan Kecil menggunakan kapal nelayan sekitar 20 menit. Di sekitar pulau utama Karimun Jawa memang banyak bersebaran sejumlah pulau kecil yang tidak semuanya berpenghuni atau ditempati. Dan salah satunya adalah Pulau Menjangan Kecil ini.
Cottage sengaja didirikan di pulau kecil yang tak berpenghuni ini sehingga keasriannya tetap terjaga. Meski tidak disewakan untuk umum, cottage di Menjangan Kecil sering diinapi oleh pejabat provinsi atau kabupaten serta sanak keluarga mereka kala liburan.
Bibir pantai hanya berjarak sekitar 10 meter dari cottage sehingga saya dapat menyaksikan debur ombak dari jendela kamar. Pantai berpasir putih yang landai hampir di seluruh pesisir pulau menjadikannya cukup nyaman untuk sekedar duduk-duduk di sana menikmati birunya laut. Berjalan kaki menyisiri pantai juga tidak memakan waktu lebih dari 20 menit mengingat kecilnya pulau.
IMG_4279
terumbu karang di Pulau Menjangan Kecil
Pulau Menjangan Kecil memiliki gugusan karang yang lumayan bagus. Jadi saya bisa snorkling tidak jauh dari bibir pantai di sana. Meski terumbuh karangnya masih cukup baik, ada juga beberapa yang rusak. Dan sayangnya lagi, ada banyak bulu babi yang mengancam di pinggiran pantai. Perlu agak hati-hati jika snorkling di tempat ini terutama bagi pemula.
Jika tidak terlalu suka berenang atau snorkling disediakan pula banana boat dan glass bottom boat. Melalui glas bottom boat kita juga dapat menikmati indahnya pemandangan terumbu karang tanpa harus berbasah-basahan.
Jika bosan bermain-main di air maka bisa sekedar bersantai-santai di beberapa gazebo yang ditersedia di sekitaran cottage. Untuk anak-anak juga ada ayunan di dekatnya. Di bagian belakang pulau saya bisa menikmati suasana senja di tepi pantai.
Malam harinya kami sekedar bercengkrama dan menikmati makanan khas di pulau, yaitu seafood. Agaknya seafood akan menjadi makanan pokok kami selama beberapa hari ke depan di Kepulauan Karimun Jawa ini. Beruntung masih dapat ketemu dengan nasi.IMG_4190
Sayangnya angin malam itu berhembus kencang. Saya khawatir kalau-kalau akan ada badai malam itu. Ombak juga terlihat agak tinggi. Dan hal ini masih berlangsung hingga pagi harinya.
Rencananya siang hari itu kami akan pindah ke Wisma Apung, penginapan kami selanjutnya. Namun kapal nelayan yang akan mengangkut kami dan berbagai macam perlengkapan lainnya terancam gagal menepi di dermaga Menjangan Kecil.
Ombak dan angin kencang membuat kapal tidak berani nenambatkan tali terlalu dekat ke dermaga. Beberapa kali badan kapal hampir membentur dermaga dari kayu yang sudah terlihat rapuh. Meski agak memaksakan diri, beruntung IMG_4336kapal akhirnya dapat merapat dan berhasil membawa rombongan kami semua untuk menuju ke tujuan selanjutnya.
Kapal kemudian mengarahkan kami menuju sebuah rumah dengan keramba di pinggiran Pulau Menjangan Besar. Di sana ada penangkaran penyu sisik. Jika sempat berjalan kaki menyisiri Pulau Menjangan Besar, akan berjumpa dengan penangkaran elang jawa.
IMG_4320Di keramba si pemilik memiliki semacam kolam kecil berisikan sejumlah ikan hiu. Dan di kolam lainnya terlihat ikan baracuda. Agaknya ikan hiu yang ditangkarkan ini menjadi salah satu daya tarik utama pengunjung di sana. Atraksinya adalah berenang bersama hiu. Tidak sedikit turis yang memberanikan diri mencebur ke kolam dan berfoto bersama segerombolan ikan hiu. Termasuk juga saya. Konon, hiu di situ jinak.
Selanjutnya kapal membawa kami menuju Wisma Apung. Mirip dengan cottage yang berupa rumah yang mengambang seperti keramba di tengah laut, maka disebut dengan wisma apung. Untuk dua hari ini kami akan menginap di sini. Ada semacam idiom di antara kami bahwa jika belum menginap di Wisma Apung maka belum dianggap sah berwisata di Karimun Jawa.
Setelah check-in, menaruh barang-barang, dan makan siang, perjalanan berlanjut menuju tempat diving dan snorkling. Kapal kemudian menuju ke perairan di sekitar Pulau Cemara Kecil. Ombak dan angin masih terasa bertiup kencang.
Kapal pun gagal mendarat di Pulau Cemara Kecil. Dan perjalanan dilanjutkan mendekati Pulau Cemara Besar yang berlokasi tidak jauh dari situ. Beruntung ombak sudah agak reda siang itu.
Pulau Cemara Besar sebenarnya sebuah pulau yang kecil. Pulau ini tidak dapat didarati oleh kapal nelayan. Terdapat gugusan atol yang melindungi pulau tersebut. Justru dengan hal tersebut perairan di seputar pulau ini menghadirkan gugusan karang yang indah untuk disaksikan. Kapal pun melempar sauh di sini.
Para anggota rombongan melakukan kegiatannya masing-masing. Kelompok yang ingin diving menceburkan dirinya di sisi kiri kapal. Yang sekedar snorkling seperti saya mengambil sisi kanan kapal. Sisanya hanya menikmati pemandangan sekeliling dari atas kapal.
Pulau Cemara Kecil
Pulau Cemara Kecil
Pemandangan di bawah laut di sini memang mengagumkan. Terumbu karang dan ikan-ikan yang biasanya hanya saya lihat di Discovery Channel dapat dilihat dengan mata sendiri di sini. Terumbu karang membentuk susunan dan makin ke permukaan ketika mendekati atol di sekeliling pantai.
Sayangnya beberapa karang terlihat rusak. Menurut penuturan sejumlah penyelam, yang justru sering merusak karang di sini adalah jangkar dari kapal yang membawa turis untuk diving atau snorkling di seputaran karang itu.
Untuk yang hobi diving, ada spot yang menarik di sekitar Pulau Kemojan, tidak jauh dari situ. Di tempat itu terdapat bangkai kapal Panama INDONO yang tenggelam pada tahun 1955, dimana pada saat ini menjadi habitat ikan karang dan cocok untuk lokasi penyelaman (wreck diving). Sayangnya kami juga tidak sempat ke sana.
Ketika hari beranjak sore, kapal berserta rombongan beranjak dari tempat itu dan berencana kembali menuju Wisma Apung. Lagipula obak sudah mulai tinggi. Dalam perjalanan ombak menggoyang-goyangkan kapal dengan agak kencang.
Sebuah insiden terjadi ketika salah seorang anggota rombongan terjatuh dari kapal. Celakanya, dia tidak mengenakan jaket pelampung. Agaknya dia tidak berpegangan dengan erat ketika ombak kencang menerjang kapal sehingga terjatuh ke air.
Beruntung salah seorang awak kapal melihat dan segera loncat ke air guna mengejar. Khawatir terbawa ombak dan semakin menjauh dari kapal. Mas Jabrik, ketua rombongan Cibubur Diving Club menyusul kemudian terjun melakukan aksi penyelamatan.
Setelah menunggu kapal memutar, menjemput dan melempar pelampung dan tali penyelamat, akhirnya mereka berhasil dibawa kembali ke atas kapal. Pengalaman Mas Jabrik sebagai tim SAR di UGM cukup membantu penyelamatan sore itu.
Mengingat ombak yang kencang akhirnya perjalanan dilanjutkan dengan penuh kehati-hatian. Semua penumpang berpegangan erat kepada apa saja yang dapat dipegang di kapal guna menghindari kejadian serupa.
Di tengah-tengah kecemasan selama perjalanan pulang menuju Wisma Apung, ombak terasa makin mereda. Kapal mulai berkurang goyangannya. Di ufuk barat senja mulai menghias langit. Semburat jingga di cakrawala menghantarkan kapal hingga merapat dengan selamat di pemberhentian terakhir kami sore itu.
di Wisma Apung
di Wisma Apung
Wisma Apung terdiri dari sejumlah kamar kayu dengan kapasitas 2 orang per kamarnya. Ada yang ber-AC dan non-AC. Kebetulan saya dapat kamar paling ujung yang memiliki view paling bagus diantara kamar yang lainnya.
Saya dapat melihat pantulan bulan purnama di atas permukaan laut yang tenang malam itu dari depan kamar. Yang kurang beruntung jika mendapat kamar di sebelah ruang genset—sumber listrik di wisma apung—maka harus mengakrabkan diri dengan suara bising sepanjang malam. Malam itu saya sulit tidur karena tempat tidur serasa sedikit bergoyang karena pengaruh ombak.
Hari berikutnya kami mencoba sedikit berwisata darat. Setelah menyebrang ke pulau utama, dilanjutkan dengan menyewa mobil untuk mengelilingi pulau. Tujuannya, Pantai Baracuda di sisi lain Pulau Karimun Jawa. Membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di sana. Melalui jalan aspal yang hanya seluas 2 meteran dengan rute naik turun perbukitan kadang terlihat pula pemandangan laut sepanjang perjalanan.
Sepanjang perjalanan darat dapat terlihat bagaimana kehidupan desa sehari-harinya. Jika masyarakat di pesisIMG_4451ir lebih banyak bekerja sebagai nelayan, masyarakat di pedalaman pulau bekerja sebagai pengrajin kayu, sebagian sebagai petani—saya sempat melihat ada beberapa petak sawah, dan sebagian bertani rumput laut.
Ipong, supir sekaligus guide kami di wisata darat menceritakan mayoritas penduduk pulau Karimun Jawa adalah orang Jawa dan orang Bugis. Orang jawa umumnya pengrajin kayu dan sejenisnya sedangkan orang Bugis kebanyakan nelayan. “Ciri lain yang membedakan adalah rumah panggung yang biasanya hanya dimiliki oleh orang Bugis, “ jelasnya.
Di pulau ini juga ada hutan mangrove. Sayangnya masih sulit untuk berkeliling di hutan mangrove tersebut. “Belum banyak dibuat pijakan kaki untuk dapat berjalan-jalan di hutan mangrove, “ tambah Ipong.
Di sini juga terdapat wisata ziarah ke makam Sunan Nyamplungan. Meniti anak tangga naik bukit di pedalaman pulau. Kami batal mampir ke sana.
petani rumput laut
petani rumput laut
Tiba di pesisir Pantai Baracuda, di sini juga ada cottage yang dapat dihuni oleh turis meski terlihat hanya terdiri dari 3 kamar. Di pantai ini kita dapat berbaur dengan penduduk asli yang banyak berprofesi sebagai nelayan. Sepanjang pantai banyak kapal yang ditambatkan seusai berlayar dan beberapa yang sedang diperbaiki. Sebagian lain sedang sibuk mengeringkan rumput laut yang baru dipanen. Anak-anak nelayan memancing hanya dengan mengandalkan tali pancing dan umpan.
Dari tepi pantai dapat terlihat laut agak kehijauan. Artinya beberapa meter selepas pantai memang laut dangkal karena di situ terdapat gugusan karang. Bahkan dapat terlihat dari atas permukaan air ketika kami berperahu menuju Pulau Cilik dari Pantai Baracuda.
Pulau Cilik berada di seberang Pantai Baracuda. Hanya perlu waktu 10 menit menuju ke sana. Ada sebuah cottage yang dapat dihuni 1 keluarga di pulau ini. Jadi nuansa “ekslusif” akan lebih terasa jika menyewa cottage di pulau ini.
Pulau Gosong Tengah
Pulau Gosong Tengah
Pantainya bersih dan pasirnya putih, ombak tidak begitu besar. Sayangnya kami tidak membawa alat snorkling kali ini. Jadi hanya bisa berenang dan bermain di sekeliling pantai. Dari sini dapat terlihat pemandangan Pulau Karimun Jawa. Sore hari kembali ke Wisma Apung.
Hari terakhir saya hanya sempat ke pasar pagi di Pulau Karimun Jawa. Tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional lainnya, kecuali mayoritas penjualnya adalah wanita. Hanya ada seorang pedagang yang lelaki. Pasar ini juga pasar satu-satunya di pulau tersebut.
Siangnya, kami sudah harus menuju dermaga Karimun Jawa guna kembali menuju ke Pulau Jawa. Tiket KMC Kartini sudah ditangan. Sebagian wisatawan sudah menyempatkan diri membeli oleh-oleh—sayangnya tidak ada cinderamata yang merupakan ciri khas Karimun Jawa.
IMG_4575KCM Kartini mengangkat sauh sekitar pukul 12 siang. Akan memakan waktu 2,5 jam sebelum tiba di Pelabuhan Kartini di Jepara. Hampir seluruh penumpang kapal tertidur kelelahan sepanjang perjalanan.
Sebagian berencana kembali ke Karimun Jawa di lain kesempatan. Yang lainnya mengagendakan untuk berwisata bahari ke kepulauan atau pantai lainnya di nusantara. Indonesia memang memiliki potensi wisata maritim yang menarik, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Dan Kepulauan Karimun Jawa adalah salah satu tempat yang sangat layak untuk dikunjungi.


Surga Dunia di Karimun Jawa

karimunjawaMendengar kata pantai dan laut, pasti  yang terlintas di pikiran anda adalah Bali, tetapi tanpa kita sadari masih banyak pantai dan laut di Indonesia yang belum tersentuh oleh tangan-tangan usil manusia, dan masih terjaga kelestariannya.
Karimun Jawa, dengan keindahan pemandangan yang luar biasa, serta laut dan pantainya yang mengundang decak kagum, menyuguhkan wisata-wisata alam seru yang tidak kalah dari pulau dewata.
Karimun Jawa merupakan kawasan pantai yang terdiri dari 27 pulau kecil di selatan Pulau Jawa. Keindahan  Karimun Jawa membuat kawasan ini dijadikan cagar alam atau taman nasional yang dilindungi oleh pemerintah.
Banyak orang yang ingin menghilangkan kepenatan kehidupan kota dengan mengunjungi pantai-pantai yang indah, Karimun Jawa tentu saja bisa menjadi salah satu pilihan yang sangat pas. Wisata-wisata yang ditawarkan memiliki perbedaan yang khusus dari wisata pantai lainnya.
Wisata laut
Karimun Jawa memang cocok sebagai tempat untuk melepas stres, apalagi bagi Anda petualang sejati, karena di tempat ini banyak sekali wisata laut yang sangat menarik untuk dicoba.
Wreck Dive
Bagi Anda penggemar diving dan mempunyai jiwa avonturir, disarankan untuk mencoba wisata selam yang satu ini. Berbagai ketegangan akan Anda temukan dalam sekejap. Ketika Anda mulai menyelam Anda bahkan akan disambut oleh bangkai kapal yang telah lama karam di bawah permukaan laut. Suasananya terasa sangat sunyi dan misterius, pilar-pilar besi kapal terlihat berkarat seiring berjalannya waktu, lalu banyak juga  terumbu karang (soft coral) berwarna-warni yang sangat indah berjuang untuk hidup dan tumbuh terus.
Bangkai kapal ini terlihat terbelah dua, layaknya bangkai kapal dalam film Titanic  yang kemegahannya terkenal di seluruh penjuru dunia. Panjang kapal itu hampir menyamai kapal-kapal fery yang ada di Indonesia. Saat melakukan diving dan melihat bangkai kapal di bawah permukaan laut, Anda akan merasa seperti Kate Hudson dan Matthew McConaughey dalam film Fool’s Gold saat mereka mencari harta karun. Wow!
Yang lebih menarik lagi, selain ber-diving ria dan menaklukkan berbagai tantangan, Anda juga bisa mendapatkan pengetahuan sejarah tentang Indonesia. Konon sebuah kapal pengangkut batu bara milik armada Belanda karam di perairan tersebut sekitar 60 tahun silam. Cerita yang beredar menyebutkan kapal tersebut karam karena sang nahkoda menyangka Kepulauan Karimun Jawa adalah pesisir pantai Semarang, Jawa Tengah. Dasar pantai-pantai di Karimun Jawa yang relatif rendah membuat kapal tersebut kandas dan akhirnya karam.
Wreck dive  ini terdapat di Pulau Kemojan, salah satu dari 27 pulau yang terdapat di Karimun Jawa. Jangan lewatkan tantangan yang satu ini, cause it’s full of challenge!
Penangkaran Hiu
Setelah melewati ketegangan wreck dive di Pulau Kemojan, melanjutkan wisata petualangan dengan berlayar ke Pulau Menjangan yang menyuguhkan ketegangan lain akan menjadi pengalaman yang tak kalah serunya. Ingin tahu rasanya berhadapan langsung dengan ikan hiu? Hewan laut yang satu ini memang menyeramkan tapi kesempatan langka ini pantang dilewatkan.
Pulau Menjangan mempunyai sebuah  penangkaran ikan hiu. Rasanya sangat menarik melihat ikan hiu yang terkenal sangat ganas tersebut berada di depan mata kita. Bahkan tidak hanya melihat, bagi Anda yang punya keberanian,  cobalah memacu adrenalin dengan berenang bersama ikan bergigi tajam tersebut. Tetapi jangan khawatir, ada pemandu yang akan menemani Anda. Untuk beberapa saat Anda bisa menjadi sahabat ikan hiu. Sangat menarik bukan bercengkrama dengan ikan-ikan predator tersebut.
Don’t Miss It!
Banyak kegiatan lain yang bisa Anda lakukan untuk mengisi liburan di Karimun Jawa. Try it yourself!
  • Berlayar, selancar air, dan ski air, Pulau yang terdapat di Karimun Jawa sangat banyak, Anda bisa memilih salah satu pulau untuk melakukan berbagai wisata air. Kegiatan seperti berlayar, selancar air, dan ski air pas untuk di coba. Kepuasan yang Anda dapatkan tidak kalah menyenangkan dari tempat wisata laut lainnya.
  • Berjemur di pasir putih, Jangan buru-buru ke Miami untuk berjemur! Cukup ke Karimun Jawa dan Anda bisa menikmati paparan sinar matahari di atas pasir putih sambil mengamati pemandangan memukau pulau ini.
  • Snorkling, Bagi Anda penikmat alam bawah laut, maka agenda wajib selanjutnya adalah snorkling di kawasan Pulau Menjangan yang terkenal akan terumbu karang berwarna-warni dan ikan-ikan cantik yang menghuninya
  • Festival Durian pada bulan Januari/Maret di Jepara
  • Liburan ke Karimun Jawa, jangan lupa untuk mampir ke Jepara, khususnya bagi anda penggemar Durian. Taste this sweet and delicious fruit!
sumber..http://www.pasirpantai.com/jawa/karimun-jawa/surga-dunia-di-karimun-jawa/
             http://yearrypanji.wordpress.com/2009/07/14/karimun-jawa-wisata-bahari-di-utara-pulau-jawa/

0 komentar:

Posting Komentar

 
RESEP MAKANAN INDONESIA