Obyek Wisata Pontianak – Tugu Khatulistiwa dan Kabupaten Sintang

 
Pontianak..ibu kota Kalimantan Barat…meskipun termasuk kota yang kecil..Pontianak terkenal dengan nama Kota Khatulistiwa…karena dilalui oleh garis imajiner khatulistiwa..Garis khatulistiwa yang melewati kota Pontianak merupakan satu-satunya garis khatulistiwa di dunia yang persis membelah bumi secara horizontal menjadi belahan utara dan belahan selatan. Banyak obyek wisata yang cukup menarik di kota Pontianak, dan salah satu tempat menarik yang sempat saya kunjungi pada April 2009 adalah Tugu Khatulistiwa ( Equator Monument ).
Tugu ini merupakan maskot dari kota Pontianak dengan keberadaannya sebagai Kota Khatulistiwa.Lokasi tugu ini terletak di Jalan Khatulistiwa, Kelurahan Siantan, Kecamatan Pontianak Utara,Kota Pontianak. Tugu ini dibangun pada tahun 1928 bersamaan dengan sebuah expedisi internasional yang bertujuan untuk menentukan garis imajiner khatulistiwa, yang dipimpin oleh seorang ahli geografi berkebangsaan Belanda. Pada saat itu, bangunannya masih sangat sederhana yakni hanya berupa sebuah tonggak yang diberi tanda panah penunjuk arah.
Pada tahun 1938, dilakukan renovasi dengan menambahkan sebuah lingkaran di atas tonggaknya. Pada tahun 1990, pemerintah daerah setempat membangun sebuah kubah dengan tujuan melindungi tugu yang asli. Kemudian di atas kubah tersebut dibangun duplikat tugu dengan ukuran 5 kali ukuran tugu yang asli. Tidak seperti bangunan tugu pada umumnya, tugu ini terbuat dari kayu ulin. Sebagai pengunjung, kita bisa masuk ke dalam kubah untuk melihat bangunan tugu yang asli tanpa dipungut biaya, kita juga bisa melihat dokumentasi tugu di masa lalu, dan dokumentasi pesta rakyat yang diadakan pada saat terjadinya fenomena titik kulminasi matahari yang bersiklus 2 kali setahun yaitu pada tgl 21-23 Maret yang disebut vernal equinox (titik pertemuan pertama) sebagai tanda awal musim semi, dan pada tgl 21-23 September yang disebut autumnal equinox (titik pertemuan kedua) sebagai tanda awal musim gugur. Pada tanggal tersebut, tugu ini banyak dikunjungi wisatawan karena pada tanggal tersebut meskipun hanya sekitar 5-10 menit, kita dapat melihat benda-benda yang ada di sekitar tugu tersebut tidak memiliki bayangan. Demikian info yang saya dapatkan dari pihak pengelola Tugu Khatulistiwa, mesipun sangat disayangkan karena saya berada disana bukan pada saat terjadinya fenomena titik kulminasi matahari, sehingga tidak dapat menyaksikan sendiri benda-benda di sekitar tugu tersebut tidak memiliki bayangan. Namun demikian, Tugu Khatulistiwa adalah obyek wisata sejarah di Pontianak yang patut anda kunjungi dan sangat sayang bila dilewatkan 

Kabupaten Sintang


Kabupaten  Sintang adalah salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Sintang merupakan eks sebuah kerajaan dengan sebuah istana sebagai peninggalannya, istana dibangun pada tahun 1859 M terletak di Kelurahan Kapuas Kiri Hilir.
 
Wilayah Sintang berada pada ketinggian antara 18 - 200 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 32.279 km2 (termasuk Melawi) atau sama dengan seperempat luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat yang berbatasan dengan : sebelah utara dengan Sarawak Malaysia, sebelah selatan dengan Propinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Kabupaten Kapuas Hulu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Sanggau.
 
Kabupaten ini beriklim tropis dengan 2 kali pergantian musim pada tiap tahun musim kemarau dan musim penghujan dengan suhu rata-rata 26oc-34oc. Daerah ini memiliki beberapa obyek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi, baik wisata alam, wisata budaya maupun wisata sejarah.
 
Kabupaten Sintang berjarak sekitar 395 kilometer di sebelah timur Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Pontianak menuju Sintang, pengunjung dapat naik pesawat, taksi, bus travel, angkutan umum, atau kendaraan pribadi.
 
Bukit Kelam

Bagi pengunjung yang suka berpetualang menghadapi tantangan alam dan merindukan pemandangan alam yang asli maka Bukit Kelam adalah satu pilihan dan cocok dalam memenuhi minat dan daya tarik pengunjung. Pendakian ke puncak bukit dapat ditempuh melalui 2 (dua) cara : menggunakan tangga, melalui tebing batu yang sangat terjal dan menantang, dari puncak bukit dapat terlihat pemandangan alam yang sangat indah dan memukau seperti : hutan tropis dan berbagai tanaman langka, 2 (dua) aliran sungai yang mengapit Kota Sintang. Tata kota Sintang dan persawahan yang ada dibawahnya. Yang kesemuanya merupakan pemandangan alam yang sangat menakjubkan dan panorama alam yang sangat nyaman, dapat dikunjungi melalui transportasi darat dengan jarak dari kota adalah 18 km.

Hutan Wisata Baning

Hutan Wisata Baning adalah salah satu Hutan Tropis yang menjadi menjadi kebanggaan Kabupaten Sintang. Hutan baning ini menjadikan Kabupaten Sintang sebagai salah satu kabupaten yang memiliki hutan tropis di tengah-tengah kota.
 
Hutan Wisata Baning terletak ditengah-tengah kota dengan luas areal 315 ha, kaya dengan aneka ragam flora dan fauna seperti : bunga kantong semar, berbagai jenis anggrek, dan fauna seperti : kelasi dan berbagai jenis burung. Kenyamanan udara segar dibawah rindangnya dedaunan akan dapat diperoleh cukup dengan berjalan kakai dari kota Kabupaten.
 
Sayang sekali, dari 315 hektar luas yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan, kiniterus berkurang dan hanya tinggal sekitar di bawah 200 hektaran, hal ini karena kebakaran (atau pembakaran oleh masayarakat sekitar untuk memeproleh lahan bercocok tanam) yang terjadi setiap musim kemarau.

Taman Nasional Bukit Baka dan Bukit Raya

Taman Nasional Bukit Baka merupakan Kawasan Hutan Tropika Basah pada daerah pegunungan dengan luas kawasan ± 181.090 ha dengan ketinggian 1.617 m dari permukaan laut. Sebagai perwakilan ekosistem hutan hujan tropis, Taman Nasional Bukit Baka mempunyai fungsi ekologis, hydrologis dan sebagai tempat ttinggal yang sangat cocok sebagai sarana penelitian dan wisata alam.

Arung Jeram

Obyek wisata yang cukup menantang lainnya adalah terletak disektor selatan yaitu berupa Jeram Kecil yang bertingkat tingkat yang oleh penduduk setempat dinamakan Riam. Salah satu jalur sungai yang banyak riamnya adalah Sungai Pinoh, gelombang riam dilatar belakang adalah bukit bukit dan tebing tebing yang ditumbuhi pohon pohon yang yang merupakan perpaduan alam yang sangat serasi dan menarik. Wisata ini sangat asyik sebagai pemandian dan olah raga arung jeram dapat dinikmati dengan menggunakan longboat.
 
Selain itu,aliran air Sungai Melawi di bagian hulu (di atas Ambalau) juga memiliki banyak riam yang tidak kalah menantangnya.

Istana Kerajaan Sintang

Istana Kerajaan Sintang dibangun pada Tahun 1839, sampai sekarang bangunan tersebut masih utuh yang terdiri dari 1 buah Bangunan Induk dan 2 buah Paviliun eks Istana tersebut sekarang dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat yang dimanfaatkan sebagai Museum Dara Juanti, dan dalam museum ini disimpan berbagai benda peninggalan bersejarah peninggalan kerajaan maupun benda bersejarah lainnya. Obyek wisata ini terletak ditepian sungai Kapuas.

Makam Raja Raja

Makam raja-raja Sintang terdapat di Kelurahan  Kapuas Kanan Hulu dan Kelurahan Kapuas Kiri Hilir. Disini dimakamkan seluruh raja beserta keluarganya seperti : Makam Jubair, Makam Aji Melayu, Makam Pangeran Prabu.

Bukit Matuk

Bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan alam berupa tanaman agro industri yang berskala besar , anda dapat menikmatinya dari atas puncak bukit Matuk Kecamatan Belimbing. Dari Puncak Bukit tersebut akan terlihat celah berdinding batu yang sangat tinggi, dan untuk mencapainya dapat ditempuh dengan menggunakan kenadaraan umum ± 40 km dari Kota Sintang.
 
Sarana Penginapan

Di Ibukota Sintang terdapat beberapa buah penginapan, yang utama yaitu Hotel Sakura di Jl. MT. Haryono, Losmen Yoli di MT. Haryono dan Sesean Hotel yang terletak di Jalan Brigjen Katamso dengan panorama Sungai Kapuas.

Rumah Makan

Sebagai daerah yang perkembangan pembangunnya cukup pesat, walaupun terletak di pedalaman Kalimantan Barat, di kota ini banyak sekali dijumpai rumah makan, baik khas makanan Melayu maupun Padang. Rumah makan padang terutama akan banyak anda jumpai.
 
sumber.http://www.smallcrab.com/others/372-potensi-wisata-di-kabupaten-sintang
            http://wisatanegeriku.wordpress.com/2010/07/01/obyek-wisata-pontianak-tugu-khatulistiwa/

Obyek Dan Daya Tarik Wisata Kota Manado

Memiliki potensi pariwisata yang spesifik, seperti potensi biologis daratan yang kaya dengan berbagai jenis flora dan fauna spesifik, habitat mangrove dan padang lamun, habitat pantai pasir dengan pantai pasir putihnya, habitat terumbu karang yang dihuni lebih dari 2.000 jenis ikan seperti ikan napoleon dan jenis ikan purba yakni ikan raja laut (coellacanth), dan habitat laut dalam.
http://macsman.files.wordpress.com/2008/10/bunaken-reef.jpg?w=463&h=189
Keindahan taman lautnya dapat dilihat pada lokasi-lokasi yang disebut dengan Lekuan 1, 2 dan 3; Fukui; Mandolin; Tanjung Parigi; Ron’s Point, Sachiko Point; Pangalisang; Muka Kampung; dan Bunaken Timur.

Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), sunbathing (mandi matahari),  dan tamasya pantai.

Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu perahu berkaca, diving center, cottage (penginapan), rumah makan, dan pendopo dengan kios cenderamata.
Lokasinya berada di Kelurahan Bunaken Kecamatan Bunaken sekitar 7 mil dari Pelabuhan Manado yang dapat ditempuh selama 35 menit dengan menggunakan transportasi laut.
Pulau Manado Tua
Pulau Manado Tua selain mempunyai keindahan alam juga memiliki sejarah yang berkaitan dengan Suku Bawontehu yang pernah ada pada tahun 1512 sejak kedatangan bangsa Portugis di Wilayah Laut Sulawesi.

Disamping potensi pantai dan laut, potensi lainnya yang dimiliki pulau ini, yaitu Hutan Lindung, Kubur Raja Mokodokek, Raja Kokodompis, Raja Wulangkalangi, Pantai Raja (Apeng Datu) bekas Istana Raja Manakalangi, Pantai Istana Wakil Raja (Apeng Gugu), Pantai Apeng Salah, Batu Layar (Batu Senggo), Batu Kadera, Batu tempat istirahat (Pangilolong), dan Bua alo yang sekarang menjadi Ibu Kota Kelurahan Manado Tua Dua yakni Bualo.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), rekreasi air seperti olah raga air dengan cara boat sailing (berperahu layar), ski dan jet ski; menikmati pemandangan dan panorama alam dengan cara sunbathing (mandi matahari), tamasya pantai, jogging (lari pagi/sore), bersepeda santai dan sepeda gunung, hiking (lintas alam), berkemah, menikmati sunset dan mengenal sejarah Suku Bawontehu.
Fasilitas yang tersedia di pulau ini, yaitu penginapan rakyat (home stay).
Lokasinya berada dalam batasan Teluk Manado di Kecamatan Bunaken yang dapat ditempuh selama 60 menit dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan transportasi laut.
Pulau Siladen
Memiliki potensi pariwisata yang spesifik seperti yang dimiliki taman laut Bunaken dan merupakan tempat wisata alternatif. Kelebihan pulau ini yaitu dikelilingi pantai pasir putih.
Keindahan taman laut di pulau ini dapat dilihat pada lokasi yang disebut dengan Siladen 1 dan 2.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini antara lain menikmati taman laut dengan cara sigtseeing (berkeliling) naik perahu berkaca (katamaran), snorkeling (berenang memakai alat pernapasan), diving (menyelam), photography underwater (foto bawah laut), sunbathing (mandi matahari),  dan tamasya pantai.
Nature Beauty and Tranquility
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu perahu berkaca (katamaran), diving center, cottage (penginapan), dan cafe.
Lokasinya berada di sebelah timur laut pulau Bunaken dan dapat ditempuh selama 45 menit dari Pelabuhan Manado dengan menggunakan transportasi laut.
Gunung Tumpa
Gunung Tumpa memiliki pemandangan alam yang asri karena dikelilingi pepohonan yang menghijau dan perkebunan kelapa rakyat, juga telah dibangun suatu tempat yang dinamakan Bukit Doa.
Dari atas puncak gunungnya yang berketinggian sekitar 750 meter diatas permukaan laut, dapat melihat pemandangan kota Manado secara keseluruhan dan juga pulau Manado Tua, Bunaken, Siladen, Mantehage serta Nain.
" WISATA GUNUNG "
Tempat ini adalah kawasan hutan lindung wilayah konservasi Kota Manado dan sangat cocok sebagai tempat menikmati matahari terbit (sunrise) maupun matahari terbenam (sunset) serta panorama bulan purnama (fool moon).  Kondisi jalannya cukup berbahaya karena tanjakan yang tinggi dan lembah-lembah gunung yang curam namun sangat baik untuk dinikmati oleh wisatawan.

ziarah di bukit doa.
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu Taman Mambre Green Hills.
Lokasinya berada di Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken yang dapat ditempuh selama 45 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Air Terjun Kima Atas
Air Terjun Kima Atas memiliki lingkungan yang alami.  Atmosfir di sekitarnya dengan vegetasi alami memberikan kesan sejuk dan otentik.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di tempat ini, antara lain menikmati keindahan alam dan tamasya/rekreasi pemandian air terjun.
Lokasinya berada di Kelurahan Kima Atas Kecamatan Mapanget yang dapat ditempuh selama 50 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Pantai Malalayang Dua
Pantai Malalayang Dua kaya akan view yang atraktif yakni view kota Manado dan view terbuka menghadap pulau Manado Tua dengan beberapa spot yang cukup manarik untuk aktivitas snorkeling.
http://www.suaramanado.com/img_berita/IMGP0504.jpg
Kondisi pantainya terdapat banyak bebatuan dan pasir dengan tekstur yang cukup besar dan kasar yang berpotensi sebagai Natural Healing Beach atau penyembuhan alami dalam bentuk akupuntur.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain pemandian pantai, tamasya dan rekreasi pantai serta menikmati keindahan alam/lingkungan.
Fasilitas yang tersedia ditempat ini, yaitu tempat bilas dan warung jajanan khas Manado.
Lokasinya berada di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat kota Manado dengan menggunakan trasportasi darat.
Obyek Dan Daya Tarik Wisata Buatan
Museum
Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara
Bangunan bergaya tradisional Kota Manado ini dibangun pada tahun 1974 sampai dengan 1975.
Koleksi yang terdapat di Museum ini antara lain geologika, biologika, etnografika, arkeologika, historika, numismatika/heraldika, keramologika, filologika, seni rupa dan teknologika.
Di Museum ini juga terdapat peninggalan Megalit yaitu waruga yang merupakan wadah kubur yang terbuat dari batu monolith.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal tata cara hidup suatu masyarakat.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 20 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Museum Perjuangan TNI Angkatan Darat
Didalam museum ini tersimpan dan dikoleksi berbagai jenis persenjataan tempur milik TNI Angkatan Darat yang tidak dipakai dan berbagai jenis persenjataan tempur lainnya yang berhasil diambil dari berbagai tempat pertempuran.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal persenjataan tempur militer.
Terletak di Kelurahan Sario Tumpaan Kecamatan Sario sekitar 25 menit dari pusat Kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Situs Peninggalan Sejarah Dan Purbakala
Goa Jepang
Goa Jepang tersebar dibeberapa wilayah Kota Manado, yakni Kelurahan Singkil Satu, Tanjung Batu, Titiwungen Selatan, Pakowa, Tikala Ares, dan Kairagi.
Salah satu Goa Jepang yang masih terpelihara yakni yang terdapat di Jalan Lorong Bukit Kelurahan Tikala Ares Kecamatan Tikala.  Goa ini memiliki 2 pintu masuk dan menyerupai terowongan dan berdinding beton. Lebar terowongan tersebut ± 2 Meter dan panjang ± 10 Meter. Didalam goa Jepang ini terdapat sebuah kamar berukuran kecil dan sebuah meja yang terbuat dari batu.
Terdapat pintu penghubung menuju terowongan yang ada disebelah. Jadi, apabila kita masuk melalui pintu yang berada disebelah kiri akan keluar pada pintu sebelah kanan dan begitu sebaliknya. Terowongan ini memiliki jalan tembus yang menghubungkan dengan jalan raya disebelah kanan goa. Jalan yang akan dilalui menuju goa tersebut agak berbukit dan diatas goa tersebut terdapat perumahan penduduk.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah mengetahui sejarah penjajahan Jepang di Indonesia.
Goa ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan angkutan darat.
Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton
Berada di kawasan pemakaman umat muslim di belakang gedung persekolahan Eben Haezar.
Makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton di buat seperti rumah yang dikelilingi makam keluarga serta putranya tepat di pintu masuk. Posisinya yang strategis terletak di tengah-tengah kompleks pekuburan sehingga terlihat lebih agung dan terkesan sangat dihormati. Disekitar pekuburan terdapat pepohonan yang rindang sehingga terasa sejuk dan tenang.
Kanjeng Ratu Sekar Kedaton adalah Permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono V yang meninggal dan dimakamkan di Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah Keluarga Hamengku Buwono V.
Terletak di Kelurahan Mahakeret Timur Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 10 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Monumen Perang Dunia II
Pada tahun 1675, Ds Mantanus, seorang pendeta dari Belanda untuk pertama kali mengunjungi Manado dan melaporkan bahwa Manado sudah ada golongan orang kristen.
Selanjutnya pada pemerintahan VOC tahun 1677 ditempatkan seorang Pendeta Belanda di Manado yang bernama Pendeta Zacharias Coners. Sebelum nama Gereja Sentrum Manado dikenal dengan nama Gereja Besar Manado.
Pada masa penjajahan Jepang Gereja Besar Manado pernah menjadi Markas/Pusat MSKK (Manado Syuu Kiri Sutoktop Kyookai) yang dipimpin oleh pendeta Jepang Hamasaki.
Namun, Gedung Gereja Besar Manado yang begitu sarat akan nilai historis religius ini hancur di bom pada perang dunia II atau agresi militer.
Sebagai tanda atau prasasti maka didirikan monumen yang berada disebelah kiri gereja yang sudah hancur tersebut. Monumen perang dunia II ini sampai sekarang masih kokoh berdiri.
Pada tahun 1952, didirikan sebuah gedung gereja permanent di lokasi yang hancur.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah Perang Dunia II di Kawasan Pacifik.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh sekitar 5 menit dari Pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Monumen Jepang
Monumen Jepang dibangun oleh Pemerintah Kota Manado sebagai peringatan atas gugurnya Tentara Jepang (Dai Nipon) ketika mereka menjajah Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah penjajahan Jepang atas Indonesia.
Terletak di Kompleks Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kelurahan Teling Kecamatan Wanea yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Tugu Dotu Lolong Lasut
Merupakan makam dari Dotu Lolong Lasut yang lahir pada bulan November 1450 dan meninggal pada tahun 1520.
Pada nisan tugu tersebut tertulis : Dotu Lolong Lasut alias Ruruares Teterusan dan Kepala Agama Tombulu yang sudah merintis dan membangun TUMANI negeri WENANG kemudian berkembang menjadi Manado.
Dotu Lolong Lasut adalah seorang tokoh perjuangan yang berhasil mengusir penjajah dari Portugis untuk menjajah Wenang pada saat itu. Oleh karena itu nama Dotu Lolong Lasut tetap dikenang sepanjang masa oleh masyarakat SULUT lebih khusus masyarakat Manado dan Minahasa.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah berdirinya Kota Manado.
Terletak di Pusat Kota Manado.
Waruga
Waruga adalah kuburan tua orang Minahasa yang pertama mendiami kota Manado. Sangat unik, selain bentuknya serta simbol-simbol yang tergambar di waruga juga mayat yang dikuburkan ditempatkan pada posisi duduk atau ada yang berdiri.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal waruga peninggalan sejarah orang Minahasa pertama di Manado.
http://pesonamanado.files.wordpress.com/2009/06/waruga-kuburan-kuno.jpg?w=182&h=274
Terletak di Kelurahan Mahakeret Barat Kecamatan Wenang sekitar 10 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Kuburan Belanda
Di kuburan ini dimakamkan jasad beberapa orang bangsa Belanda yang meninggal dunia di Manado ketika mereka menduduki Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan Belanda di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Singkil Satu Kecamatan Singkil sekitar 20 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Velld Box
Velld box ini terbuat dari bahan beton berbentuk bundar yang merupakan bekas benteng pertahanan tentara Jepang pada masa penjajahan di Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal bekas benteng pertahanan tentara Jepang ketika menjajah Indonesia.
Tersebar di beberapa wilayah kota Manado, yakni Kelurahan Kleak, Wanea, Pakowa, Tuminting, Bumi Beringin, Istiqlal, dan Titiwungen Selatan.
Untuk ke lokasi Velld Box-Velld Box tersebut, dapat menggunakan transportasi darat dan jaraknya sangat dekat dengan pusat Kota Manado.
Meriam Kuno
Meriam Kuno yang dipajang didepan Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara dan Markas Korem 131/Santiago merupakan benda peninggalan sejarah pendudukan dan penjajahan di Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal peninggalan sejarah.
Untuk ke lokasi tersebut, dapat menggunakan transportasi darat yang dapat ditempuh sekitar 15 menit dari pusat Kota Manado.
Batu Sumanti
Batu Sumanti adalah batu keramat bagi masyarakat Minahasa yang pertama mendiami kota Manado. Batu ini berdiri secara berjejer dan konon dari hari ke hari terus bertumbuh menjadi besar.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Tikala Ares Kecamatan Tikala sekitar 25 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Bantik
Batu ini menjadi tempat persembunyian para leluhur anak suku Bantik dahulu. Mereka hanya akan keluar waktu itu jika hendak berbelanja atau mencari makan berupa biji kacang hijau yang di beli dengan alat tukar berupa manik-manik yang kini sering dijadikan batu cincin.
Batu Bantik merupakan batu keramat bagi anak suku Bantik dan masyarakat Kota Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di kompleks Perumahan Bumi Beringin Kelurahanh Bumi Beringin Kecamatan Wenang sekitar 15 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Kuangang
Diatas batu ini terdapat lubang-lubang kecil sebagai tempat permainan congklak bagi anak-anak. Konon lubang-lubang kecil itu dibuat oleh seorang leluhur anak suku Bantik Malalayang dengan menggunakan sikut tangannya.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Buaya
Batu ini bentuknya menyerupai seekor buaya namun tidak berkepala. Konon batu tersebut adalah jasad dari seorang tonaas yang kalah berkelahi ketika itu.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Barat Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Ni Yopo
Batu Ni Yopo adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki kekuatan supranatural.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Batu Rana
Batu Rana adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki kekuatan supranatural.
Diatas batu ini terdapat bekas tapak kaki dari seorang yang sakti ketika itu.
" ATRAKSI BUATAN "
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Lima Batu
Lima Batu adalah batu keramat bagi anak suku Bantik Malalayang pada jaman dahulu, karena memiliki kekuatan supranatural.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Malalayang Satu Timur Kecamatan Malalayang sekitar 30 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Parigi Puteri
Parigi Puteri atau Sumur Puteri, merupakan tempat mandi dari seorang puteri bernama Karema.  Konon Dia tercipta dari keringat yang keluar pada sebuah batu karang yang ketika itu tersengat matahari panas dimusim kemarau dan merupakan orang pertama yang mendiami tanah Malesung atau Minahasa.
Parigi Puteri menjadi parigi keramat bagi masyarakat Sulawesi Utara khususnya masyarakat kota Manado.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di kelurahan Dendengan Dalam Kecamatan Tikala sekitar 35 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Parigi Tujuh
Dinamakan Parigi Tujuh karena terdapat dua sumber mata air yang masing-masing tempat memiliki 7 sumber mata air.  Mata airnya keluar dari sela-sela batu besar dan sangat bening serta tidak pernah kering sekalipun di musim kemarau.
Konon pada jaman nenek moyang orang Minahasa, parigi atau sumur kecil ini menjadi tempat mandi dari 7 orang puteri yang berasal dari khayangan.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, antara lain melihat dan mengenal cerita rakyat yang telah menjadi legenda.
Terletak di Kelurahan Kombos Timur Kecamatan Singkil sekitar 25 menit dari pusat kota Manado yang dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat.
Gedung Bersejarah
Rumah Sakit Belanda
Sekolah Don Bosco milik Gereja Katolik Keuskupan Manado, dahulunya adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Belanda ketika mereka menduduki Indonesia.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan Belanda di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 10 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Markas Dan Penjara Belanda
Rumah Sakit Robert Wolter Mongisidi milik TNI AD, dahulunya adalah Markas Dan Penjara ex Belanda ketika mereka menduduki Indonesia.
Banyak pejuang asal Sulawesi Utara yang ditahan bahkan gugur ditempat ini.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah pendudukan Belanda di Manado dan sejarah perlawanan rakyat Sulawesi Utara terhadap Belanda ketika itu.
Terletak di Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea yang dapat ditempuh selama 25 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Minahasa Raad (Gedung Dewan Minahasa)
Bangunan lama milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yang terletak di Jalan Sam Ratulangi depan Gedung Bank Sulut, dahulunya adalah Gedung Dewan Minahasa (Minahasa Raad) pada jaman pendudukan Belanda di Manado atau Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sekarang.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTE66N3l_0v6VJSlJHa10bTc7BXiUXxz4SWjdMehrg5HVZu6NQWwsMA8eBQzCe5tJPHtIFFLLQ5r5UwQ0_jTSplRylSyHfDhw7AEjNqcXMUo9yQNa66XkfonkHsmEXxNWIlaJeBO_oFlaH/s400/1980an+Manado+-+Jl+Samrat+Gedung+Minahasaraad+1980-an+-+Koleksi+www_bode-talumewo_blogspot_com.jpg
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengetahui sejarah Pemerintahan Kota Manado.
Terletak di Kelurahan Wenang Utara Kecamatan Wenang (Pusat Kota Manado) berdekatan dengan Zero Point.
Oude Kerk
Gereja Sentrum milik umat GMIM ini dahulunya adalah Oude Kerk (Gereja Tua) Bangsa Belanda yang ketika itu menduduki Indonesia. Pada masa penjajahan Jepang menjadi Markas/Pusat MSKK (Manado Syuu Kiri Sutoktop Kyookai) yang dipimpin oleh pendeta Jepang Hamasaki.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal sejarah pendudukan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia.
Terletak di Kelurahan Lawangirung Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh selama 5 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Klenteng Ban Hin Kiong
Tempat ini merupakan pusat bagi umat Budha untuk beribadah. Bila sedang berada di Manado pada saat dua minggu setelah bulan kamariah, maka kita akan menyaksikan Parade Tradisional Cina yang menampilkan berbagai macam atraksi keagamaan umat Budha. Pada setiap tahun sejak awal abad XIX di Klenteng Ban Hin Kiong diadakan upacara adat oleh penganut aliran Kong Hu Chu yang disebut Toa Pe Kong atau Cap Go Meh. Dalam upacara ini dimeriahkan dengan atraksi yang dinamai Ince Pia, yakni seseorang yang memotong-motong badan dan mengiris lidahnya dengan sebilah pedang tajam serta menusuk pipinya dengan jarum besar yang tajam; akan tetapi tidak terluka sedikitpun. Dalam Upacara ini juga ditampilkan atraksi kuda Locia dan pikulan-pikulan serta Mobil hias yang diiringi kelompok musik bambu. Upacara ini diikuti oleh seluruh penganut Kong Hu Chu yang ada di Kota Manado dan sekitarnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5dy-PLti2G4Ye8YYb3TohT1yHhJpw50GtFZ99iJSrlUtvGuuJ55G0mnALlkPFJPp8rMzzLbnQLs3RtQRaM6H17aox3alhUrT_X5A0JLDHqZt_ZI8PdcwkeIR1TP4i2o-1317X4vLdSMMU/s400/Kelenteng+Ban+Hing+Kiong.jpg
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal tata cara hidup masyarakat etnis Tiong Hoa di Manado.
Terletak di Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang yang dapat ditempuh sekitar 10 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Seni Budaya
Gedung Kesenian Pingkan Matindas
Gedung ini dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebagai pusat pertunjukan seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah menyaksikan dan menikmati seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Terletak di Kelurahan Sario Utara yang dapat ditempuh selama 25 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Taman Budaya
Tempat ini merupakan laboratorium dan bengkel seni budaya daerah Sulawesi Utara dan daerah lainnya di Indonesia. Disini sering digelar pagelaran, pameran, dan pelatihan seni budaya.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan menikmati seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Terletak di Kelurahan Wanea Kecamatan Wanea yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transpotasi darat.
Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa
Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa atau biasa disebut TKB merupakan salah satu tempat di mana dilaksanakannya berbagai macam atraksi-atraksi wisata yang bisa ditonton oleh siapa saja. Di antaranya berupa drama yang dipentaskan.
Di taman ini juga kita bisa bersantai melepas lelah sambil menikmati hiburan yang ada di dalam taman tersebut.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan menikmati seni budaya daerah Sulawesi Utara.
Terletak di pusat Kota Manado sekitar ± 15 Kilometer dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Transportasi menuju taman ini dapat ditempuh dengan angkutan umum seperti Taksi, Mikrolet bahkan kendaraan pribadi.
Taman Dan Ornamen Kota
Taman Sparta Tikala
Sebagai alun-alun Kota Manado karena letaknya didepan Kantor Walikota Manado, taman ini menjadi tempat santai diwaktu malam dari masyarakat sekedar untuk bersantai.
Kegiatan wisata yang  dapat dilakukan ditempat ini, yaitu bersantai menikmati alam Kota Manado yang bersih dan indah.
Terletak di Kelurahan Tikala Kecamatan Tikala yang dapat ditempuh selama 20 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transpotasi darat.
Patung Toar Lumimuut
Nampak indah dan mengagumkan menghiasi wajah Kota Manado di Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang yang dapat ditempu selama 20 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat. Patung ini mengingatkan pada sejarah orang Minahasa, yakni seorang putri bernama Karema mengucapkan doa didepan sebuah batu karang. Tiba-tiba batu karang itu terbelah dan keluarlah seorang wanita cantik yang diberi nama Lumimuut, yang artinya tercipta dari batu karang. Setelah melalui suatu upacara, dimana Lumimuut berdiri menghadap arah barat yang sedang berhembus angin kencang, tiba-tiba dia hamil lalu melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Toar. Akhirnya Toar mengawini ibunya Lumimuut dan keturunan mereka hidup sepanjang masa.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat dan mengenal manusia pertama yang mendiami tanah Malesung atau Minahasa.
Patung Dotu Lolong Lasut
Sangat gagah perkasa berdiri ditengah-tengah Teater Terbuka Taman Kesatuan Bangsa Pusat Kota Manado Kelurahan Wenang Utara Kecamatan Wenang. Dotu Lolong Lasut adalah cikal bakal berdrinya Kota Manado.
Patung Dotulolong Lasut 1
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah berdirinya Kota Manado.
Patung Ibu Maria Walanda Maramis
Dibangun dengan sosok wanita asal daerah Sulawesi Utara yang bersifat kepribadian seorang Ibu Sejati Indonesia dan menghiasi wajah Kota Manado di Kelurahan Komo Luar Kecamatan Wenang yang dapat ditempu selama 15 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat. Ibu Maria Walanda Maramis adalah pelopor pejuang kaum wanita dalam bidang pendidikan di jaman pendudukan Belanda. Ia juga adalah pendiri organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya).
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah perjuangan seorang wanita asal Sulawesi Utara di bidang pendidikan.
Patung DR. G.S.S.J Ratulangi
Dengan sangat berwibawa berdiri dipersimpangan Jalan Sam Ratulangi Kelurahan Ranotana Kecamatan Sario yang dapat ditempuh selama 25 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
DR. G.S.S.J Ratulangi atau dikenal dengan sebutan Sam Ratulangi lahir pada tanggal 5 Nopember 1890. Putera Minahasa yang meraih Dokter Matematika pertama di Indonesia. Semboyannya yang terkenal, yaitu Sitou Timou Tumou Tou (Manusia Hidup Untuk Menghidupkan Manusia).
Kegiatan yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah seorang pejuang bangsa Indonesia asal Minahasa.
Patung Wolter Robert Mongisidi Dan Piere Tendean
Didirikan sebagai peringatan atas jasa-jasa dua putera yang bersal dari Minahasa, yakni Wolter Robert Mongisidi atau yang akrab disapa Bote putera Bantik Malalayang yang tewas dibunuh regu tembak Belanda di Makassar Sulawei Selatan karena berjuang melawan Belanda ketika itu. Semboyannyanya ialah “Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan”. Kapten Piere Tendean putera Minahasa yang gugur pada peristiwa G 30 S/PKI dalam usahanya mempertahankan Pancasila dan digelari pahlawan revolusi.
Terletak di Kelurahah Bahu Kecamatan Malalayang yang dapat ditempuh selama 30 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sifat patriotrisme (cinta tanah air)  putera asli asal Minahasa.
Patung Batalyon Worang
Terletak di pusat Kota Manado Kelurahan Wenang Utara Kecamatan Wenang. Tugu ini dibangun sebagai peringatan terhadap perjuangan salah satu Batalyon TNI AD (Tentara Naional Indonesia Angkatan Darat) pimpinan Mayor H. V. Worang seorang putera asal Minahasa (Mantan Gubernur Sulawesi Utara) yang ketika itu melakukan pendaratan di Minahasa untuk melawan penjajah. Monumen ini terlihat sangat patriotik dan menggugah semangat juang.
Kegiatan wisata yang dapat dilakukan ditempat ini, adalah melihat, mengenal, dan mengetahui sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah.
Gerbang Bobocah
Bobocah adalah nama sejenis ikan dalam bahasa Manado. Gerbang Bobocah dibangun dipinggiran Kota Manado Kelurahan Malalayang Dua Kecamatan Malalayang yang dapat ditempuh selama 35 menit dari pusat Kota Manado dengan menggunakan transportasi darat. Disamping sebagai batas kota, gerbang Bobocah menjadi tempat wisata dari masyarakat Kota Manado dan sekitarnya karena terletak dipinggir pantai Malalayang Dua.


sumber.http://pesonamdo.wordpress.com/obyek-dan-daya-tarik-wisata-kota-manado/

Objek Wisata di Prabumulih (SUMSEL)


Mungkin banyak kalangan yang kebingungan jika sedang berlibur di sekitar Prabumulih. Kenapa tidak memilih berlibur mengunjungi beberapa obyek wisata di wilayah kota/kabupaten yang bertetangga dengan Prabumulih. Apa sajakah obyek pariwisata yang dimaksud? Kami menyalin catatan yang kami peroleh dari rekan Alexandra di Komunitas Unsri, ebagai berikut.

BUKIT SIGUNTANG

Bukit Siguntang letaknya di sebelah Barat kota Palembang. Bukit yang tingginya sekitar 27 meter dari permukaan laut ini, pada zaman Sriwijaya merupakan tempat suci bagi penganut agama Budha.Menurut sejarah, di bukit itu bermukim Sekitar 1.000 pendeta Budha.Hingga kini Bukit Siguntang masih dianggap sebagai tempat yang dikeramatkan.

Pada tahun 1920 di Bukit Siguntang ditemukan arca Budha bergaya Amarawati dengan wajah tipikal Srilangka dan diduga berasal dari abad XI Masehi. Arca tersebut kini diletakkan di halaman museum kota Sultan Mahmud Badaruddin, samping benteng Kuto Besak.

Dipuncak bukit terdapat kuburan kuno yang dikeramatkan penduduk. Salah satunya adalah kuburan Sigentar Alam yang dijadikan tempat bersumpah beberapa penziarah. Menurut legenda Sigentar Alam adalah seorang raja pada masa akhir Sriwijaya.

Bukit Siguntang belum lama ini direstorasi dan diperindah.

SUNGAI MUSI

Sungai Musi mengalir di tengah kota Palembang merupakan obyek wisata air yang cukup menarik dan mengasyikkan. Di sepanjang tepi sungai dapat disaksikan deretan rumah rakit yang khas Palembang. Di tengah kesibukan lalu lintas air, dapat pula di saksikan ketekunan para nelayan mencari nafkah.

Menikmati matahari terbenam dari jembatan Ampera sungguh menyenangkan, sambil menyaksikan senja menyapu wajah kota.
Sungai Musi juga merupakan ajang pertunjukan. Diantaranya lomba perahu motor, perahu berhias, renang alam, dan sebagainya.

Dalam perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan peringatan Hari jadi kota Palembang 17 Juni, acapkali digelar lomba bidar atau bidar mini yang cukup populer serta pertunjukan air lainnya.

PULAU KEMARO

Pulau Kemaro merupakan sebuah delta di sungai musi, sekitar 5 km sebelah hilir Jembatan Ampera. Di pulau ini terdapat sebuah vihara. Dalam perayaan Cap Go Me ribuan masyarakat Cina termasuk yang datang dari berbagai kota bahkan dari Kilang Minyak Pertamina luar negeri berkunjung ke pulau Kemaro untuk melakukan sembahyang atau berziarah. Perayaan ini berlangsung sampai 2 - 3 hari. Dari pulau Kemaro dapat juga disaksikan kilang minyak Plaju dan Sungai Gerong serta pabrik pupuk PT Pusri di samping berbagai kegiatan di sungai Musi.

KILANG MINYAK DAN PABRIK PUPUK

Kilang minyak Pertamina yang berlokasi di Plaju dan Sungai Gerong, di tepi sungai Musi merupakan kilang penyaringan minyak mentah dari seluruh ladang minyak di Sumatera Bagian Selatan. Di kilang ini diproduksi avgas, avtur, premium, solar, minyak kapal, polytam, aspal, parafin, dll.

Diseberang kilang Pertamina, agak ke bagian hulu terletak pabrik pupuk urea PT Pusri (Pupuk Sriwijaya) yang saat ini merupakan yang terbesar di dunia dalam suatu lokasi. Pabrik pupuk ini terdiri dari 4 unit yang produksinya untuk kebutuhan dalam negeri dan juga diekspor ke berbagai negara. Baik kilang minyak maupun pabrik pupuk dan berbagai industri lainnya di Palembang acapkali menjadi ajang wisata karya yang ingin menyaksikan dari dekat kegiatan Pabrik-pabrik itu.

LEBONG HITAM DAN SEBOKOR

Lebong Hitam yang disebut juga Padang Sugihan, merupakan hutan suaka margasatwa yang luasnya 75.000 hektar, terletak di kawasan Timur daerah ini, dekat pantai. Lebong Hitam adalah habitat gajah Sumatera terbesar saat ini, yang dihuni 200 ekor lebih.

Dekat hutan suaka margasatwa ini terdapat desa kecil bernama Sebokor yang dijadikan tempat melatih gajah sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu manusia.

Untuk mengunjungi Kayuagung dapat dipergunakan taksi, bus atau kendaraan pribadi. Dari Palembang ke Kayuagung, juga terdapat bus-bus umum dengan trayek tetap setiap hari. Sedang dari Jakarta atau kota-kota lain di Jawa, setelah menyeberangi Lampung dapat langsung menuju Jl. Kayuagung melalui jalan lintas Timtir Sumatera Kabupaten Ogan Komering Ulu dengan ibukotanya Baturaja terletak 201 Km dari Palembang pada posisi 03004'- 400 LS dan 1030 40' - 030 55' BT dengan luas wilayah 13.661 kilometers persegi dapat dicapai dengan kendaraan bermotor dari Palembang melalui tiga jalan.

Pertama melalui Prabumulih, kedua Kayu Agung, Martapura, ketiga melalui Muara Enim, Tanjung Enim. Jalan lain adalah menggunakan Kereta Api dari Palembang atau Bandar Lampung. Kabupaten Ogan Komering Ulu berpenduduk sekitar 771.463 jiwa yang mayoritas beragama Islam.

DANAU RANAU

Terletak di wilayah kecamatan Banding Agung dengan jarak 125 km dari Baturaja ibukota kabupaten OKU. Danau Ranau luas 8 x 16 Km dengan latar belakang gunung Seminung, sekitar danau dikelilingi oleh bukit dan lembah sehingga hembusan angin di kawasan ini tidak terlalu kencang.

Pada malam hari udara sejuk dan pada siang hari cerah suhu berkisar antara 20° - 26° Celsius. Diatas perbukitan dan - lembah sekitar danau terdapat perkebunan kopi, tembakau, cengkeh, kayu manis dan palawija. Pada sisi lain dikaki gunung Seminung terdapat sumber, air panas alam yang keluar dari dasar danau. Tempat lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pulau Marisa yang terletak tidak jauh dari air panas.

Untuk mengadakan tour di danau dapat menggunakan perahu motor yang tersedia di dermaga wisata komplek Ranau Cottage. Kapasitas penumpang 15 orang per perahu dengan biaya Rp. 25.000,- untuk satu kali perjalanan pesiar di danau (sightseeing). Obyek lain yang dapat dikunjungi adalah air tenun Subik Tuha berlokasi 500 meter dari cottage Ranau. Danau Ranau dapat dikunjungi dari Baturaja, Palembang atau dari Bandar Lampung.
Setiap bulan Desember diadakan lomba perahu cadik di danau Ranau yang berlangsung hampir sehari suntuk sejak pukul 08.00 pagi. Cadik adalah perahu yang memakai alat keseimbangan yang biasa dipakai para nelayan di danau Ranau. Lomba cadik ini merupakan bagian dari Festival Danau Ranau. Dewasa ini telah dibangun sarana rekreasi di pantai Senangkalan kawasan Banding Agung yang banyak dikunjungi para wisatawan khususnya pada hari libur.

GOA PUTRI

Sebuah goa yang terletak di daerah kabupaten OKU, tepatnya di pinggiran desa Padang Bindu kecamatan Pengandonan dengan jarak 35 kilometer dari Baturaja.

Goa Putri, panjangnya lebih kurang 159 meter dan lebarnya antara 8 – 20 meter, tinggi maksimal 20 meter.

Didalam gua banyak terdapat Stalagtit dan Stalagmit yang berusia ratusan tahun. Ditengah-tengah gua mengalir anak sungai yang bermuara di sungai Ogan. Obyek wisata ini dapat dicapai dari Baturaja atau melalui Muara Enim. Obyek wisata ini baik sekali untuk para wisatawan remaja atau pencinta alam.

DANAU ULAK LIA

lni adalah sebuah danau kecil dekat kota Sekayu, yang dapat di capai setelah menyeberangi sungai Musi selama kurang lebih 20 menit dengan perahu tambangan. Danau seluas 15 hektar ini, pada 7 hari-hari Minggu, dan libur banyak dikunjungi wisatawan lokal. Disekeliling danau terdapat pohon-pohon rindang sehingga sangat ideal untuk tempat rileks dan piknik bersama keluarga.

TAMAN PURBAKALA KI GEDE ING SURO

Taman purbakala Ki Gede Ing Suro yang terletak di 3 Ilir Palembang merupakan sebuah kompleks pekuburan Islam dari pertengahan abad ke 16. Didalam kompleks tersebut terdapat 8 bangunan yang berisi 38 kuburan. Diantaranya makam Ki Gede Ing Suro yang merupakan cikal bakal raja-raja Palembang. Menurut sejarah pada awal abad 16 scorang bangsawan Jawa bernama Sido Ing Lautan datang ke Palembang bersama.para pengikutnva sekitar tahun 1547. Putra bangsawan ini. Ki Gede Ing Suro. akhirnya pada tahun 1552 mendirikan kerajaan Palembang.

Karena tidak berputra, Ki Gede Ing Suro mengangkat kemenakannya bernama Ki Mas Anom untuk memegang tampuk pemerintahan dengan gelar Ki Gede Ing Suro Mudo sekitar tahun 1565 sampai 1567.

Ki Gede Ing Suro beserta para pengikutnya setelah meninggal dunia dimakamkan di kompleks tersebut.

Kompleks makam kuno menjadi obyek wisata sejarah setelah dipugar pada tahun 1977/1978

BAYUNG LENCIR

Bayung Lencir adalah sebuah kota kecamatan 204 km dari Palembang, dekat perbatasan Jambi. Kota ini juga dapat dicapai melalui jalan air dari Palembang dan masuk ke sungai Lalan. Selain tumbuhan-tumbuhan palma sepanjang pelayaran di sungai Lalan terdapat hutan-hutan perawan, diselingi rumah-rumah rakit dan perusahaan pengolahan kayu. Di dalam hutan masih terdapat binatang-binatang liar yang sesekali muncul. Pelayaran melalui sungai Lalan ini dapat menjadi petualangan yang mengesankan.

SUAKA MARGASATWA SEMBILANG

Di kawasan Timur terdapat suaka margasatwa sembilang seluas 45.000 hektare. Tempat ini merupakan surga bagi berbagai jenis burung dari binatang yang dilindungi seperti bangau, tongtong, bangau putih, sindang lawe, pelican, itik liar, rajawali, rangkong jambul dan katigkareng, bahkan terdapat pula buaya dan lumba-lumba air tawar

SUMBER AIR PANAS GEMUHAK

Ini merupakan obyek wisata yang spesifik di Kabupaten Muara Enim, terletak di puncak bukit Umang, dekat desa Penindaian, Kecamatan Semendo, sekitar 70 km dari Muara Enim.

Disini terdapat dua sumber air panas yang senantiasa menyemburkan lumpur belerang, kemudian jatuh ke anak sungai berair panas, yang mengalir dari atas bukit. Air sungai yang panas ini memiliki temperatur 96,7 derajat celsius.

AIR TERJUN CURUP TENANG

Ini merupakan air terjun tertinggi di Sumatera Selatan yang terletak dekat desa Bedegung, Kecamatan Tanjung Agung, sekitar 56 km di selatan Muara Enim. Air terjun setinggi 99 meter ini bersumber dari mata air yang tak pernah kering di celah Bukit Barisan dan kebawah membentuk sebuah sungai kecil yang deras. Curup Tenang merupakan objek wisata alam andalan daerah ini.

Untuk memudahkan para pengunjung mendekati air terjun, tersedia jalan setapak sepanjang 600 meter yang dibangun ditepi sungai. Dibangun pula sebuah jembatan gantung melintasi sungai kecil yang deras itu. Sedang diatas sungai tersedia lapangan parkir, warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman. Dan agak kehilir, terdapat sebuah tempat pemandian alam dan tempat memancing, lengkap dengan fasilitasnya.

Air terjun alami ini merupakan tempat rekreasi yang memberikan kesehukan bagi pengunjung karena hembusan angin yang membawa butiran-butiran air. Suasana alam pegunungan di sekitarnya benar-benar mengesankan.

Untuk memudahkan para pengunjung yang datang dari luar kabupaten, pemerintah daerah sudah membangun jalan baru dari Prabumulih ke Simpang Meo sepanjang 87 km melalui areal hutan tanaman industri dan perkebunan kelapa sawit. Dengan demikian jarak tempuh dari Palembang menuju Curup Tenang hanya sekitar 2 jam saja. atau sekitar 177 km. Jarak ini lebih singkat dibandingkan melalui Muara Enim yang berarti harus menempuh 239 km.

DANAU SEGAYAM

Terletak 51 km dari Palembang, danau Segayam merupakan tempat yang baik sekali untuk piknik atau berkemah. Di danau ini banyak terdapat berbagai jenis ikan air tawar Lokasi tersebut dapat dicapai dengan kendaraan bis atau kendaraan pribadi. Danau yang luasnya 30 hektare itu biasanya ramai pengunjung pada hari-hari Minggu dan libur.

BUKIT SERELO

Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk, karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit.

Jika anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya. Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide. Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula, kacang dan sebagainya.

Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.

GUNUNG DEMPO

Gunung Dempo merupakan salah satu obyek wisata alam Kabupaten Lahat. Gunung tertinggi di Sumatera Selatan ini dapat dicapai langsung dari Palembang dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 6 jam, menempuh jarak sepanjang 295 km. Dapat juga mempergunakan bus umum dari Lahat menuju Pagar Alam (60 km), dan dari sini dilanjutkan dengan bus lain menempuh jarak 9 km sampai ke perkebunan dan pabrik teh lereng gunung.

Anda dapat menginap di mess yang tersedia sambil menikmati pemandangan alam indah sekitarnya. Namun apabila ingin melakukan pendakian ke puncak gunung, maka diperlukan bantuan pawang yang disediakan mess.
Gunung Dempo mempunyai dua puncak. Diatas puncak kedua yang lebih rendah terdapat sebuah kawah yang mengeluarkan batu belerang. Kawah ini terletak ditengah lapangan pasir dan bebatuan yang biasa dipergunakan para pendaki untuk beristirahat dan berkemah. Pendakian dari Pabrik teh ke puncak ini membutuhkan paling tidak 6 jam perjalanan. Para pendaki selain menginginkan petualangan, juga pencinta alam.

AIR TERJUN LEMATANG DAN NDIKAT

Di antara Lahat dan Pagar Alam terdapat dua air terjun yang masing-masing setinggi 40 meter lebih. Lebih dekat ke arah Lahat disebut air terjun Ndikat, sedang ke arah Pagar Alam disebut air terjun Lematang. Keduany menampilkan panorama alam yang sama.

Pada hari-hari libur atau Minggu kedua air terjun ini ramai dikunjungi wisatawan, untuk rekreasi atau piknik.

Kedua tempat wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, baik dari Lahat maupun Pagar Alam. Namun untuk lebih mendekat ke air terjun harus turun berjalan kaki, yang tidak kurang asyiknya adalah selama perjalanan melalui liku-liku tajam sehingga cukup menegangkan.

L E M A T A N G

Sungai Lematang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Lahat. Sepanjang sungai ini, sebenarnya merupakan obyek wisata alami yang memantulkan keindahan tersendiri. Lematang, seperti sungai-sungai lain yang mengalir di daerah ini, memiliki arus deras, sedang di berbagai tempat terdapat batu-batu besar. Sungai ini, terutama di bagian hulu, setiap tahun menjadi ajang lomba rakit tradisional yang di gelar tanggal 7 Agustus. Lomba yang cukup riskan dan penuh petualangan ini disaksikan ribuan penonton baik lokal maupun wisatawan. Apalagi untuk menyaksikan lomba yang menjadi rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan itu tanpa memungut bayaran.

DANAU RAYA

Danau Raya terletak dekat desa Karang Anyar di Kecamatan Maura Rupit, 80 km dari Lubuk Linggau, yang dapat dijangkau baik dengan otobis maupun kendaraan pribadi sekitar 90 menit dari Lubuk Linggau melalui jalan lintas Sumatera. Luasnya sekitar 100 hektare yang dikelilingi belukar lebar dan perkebunan cengkeh, karet, kelapa, pisang dll milik rakyat setempat. Danau ini dalamnya sekitar 15 meter. Air danau yang bening dan keindahan alam di sekitarnya serta gema hutan yang berdekatan membuat, danau itu sungguh menarik sebagai tempat rekreasi atau piknik. Pemerintah setempat telah membangun berbagai fasilitas bagi pengunjung. Di danau ini terdapat pula ikan langka tengkelaso yang dilindungi.

WATER VANG

Water yang sebenarnya adalah bangunan irigasi vang dibuat Belanda pada tahun 1941 dan merupakan penampung air Kelingi. Letaknya sekitar 4 km dari Lubuk Linggau yang dapat dijangkau dengan semua jenis kendaraan. Dari penampungan ini air dialirkan ke pesawahan rakyat di Tugumulyo. Sampai saat ini bangunan irigasi ini masih berfungsi dengan baik. Tempat ini acapkali dikunjungi para remaja pada hari Minggu atau libur.

sumber..http://yovi-indra-putra.blogspot.com/2008/01/wisata-di-prabumulih.html

Objek wisata Curup Tenang Bedegung Muara Enim (SUMSEL)



Lebaran sudah lewat, namun sepertinya baru tadi pulang dari Objek wisata Curup Tenang yang ada di Bedegung Muara Enim, Capeknya masih terasa :D. Hari pertama lebaran, hanya melongo nungguin rumah, ngarepin teman-teman dan keluarga pada dateng bersilaturrahmi. Hari kedua, baru mondar-mandir cari objekan, sekalian jadi tukang ojek. Mumpung tukang ojek di muaraenim sedang libur,,he,,he,,. Hari ketiga, rencanya kami sekeluarga memutuskan untuk megunjungi objek wisata curup tenang bedegung muara enim. Ga bosan-bosan ke sana, biar di kate orang ordus, sudux dan sejenisnya, emang kami pikirin. Ngiri tanda tak mampu,,he,,he,,. Yang penting jalan. Menghirup udara perbukitan yang sungguh tak ada seperti di kota Muara Enim. Untuk kesegaran dan pemandangan di air terjun curup tenang bedegung ini, tak akan bosan bagi mereka yang hoby berpetualang dan mencintai alam. Walaupun tidak murah untuk masuk ke kawasan ini. Saya sempat bertanya  pada hari pertama lebaran dengan teman. Kalau tahun lalu, tiket di hargai Rp 10000 per kepala, tahun ini di hargai Rp 25000, itu belum termasuk ongkos parkir kendaraan. Wuih,, mahal benerrr. Apa memang untuk menghirup udara segar semahal itu ?, Untungnya adik ipar saya si Haris baru panen duit dari pohon rupiah yang di tanamnya ga jauh dari rumahnya yang di Muara Dua. Katanya, ga masalah Kak. Yang penting bisa berendem di sana, dasar uler sawah ( Phyton air),,he,,he,,. Dan akhirnya pada hari ketiga lebaran, kemarin, kami berangkat dengan jet mobil setengah pribadi, (mobil  nyewa, sopirnya juga nyewa,,he,,he,,). Sesampainya di sana, sudah banyak penjaja tiket dengan kesibukan yang luar biasa, mayoritas adalah penduduk asli sana. Salah satu menghampiri kami dan bertanya kepada sopir pribadi menggunakan bahasa palembang tapi dengan logat simpang meo."Wong berapo ?" " Hang13, super ngan kenek, behape ?" kata sopir  kami dengan logat muara enim yang kental. "sikok wong 20 ribu" kata penjual tiket. "Ai, alangke mahalnye, jadilah 10 ribu" kata sopir. setelah terjadi debat cukup alot ( kaya acara di TVOne ) tiketpun di hargai 10 ribu perkepala. Alhamdulillah. Jadi anggaran awal tiket berkurang, duitnya bisa di tabung buat beli kompor gas Ris,,he,,he,,. Sebenarnya, banyak Pengunjung yang protes dengan murahnya tiket masuk ke sana pada hari pertama dan kedua lebaran. Berhubung karena sopir kami yang asli muara enim dengan ke ngototannya, tiket bisa di dapat dengan harga normal ( Mungkin  :D ). Ya,, kalo di pikir, kasihan juga dengan pengunjung dari luar kota, apalagi yang pake kendaraan motor, udah kepanasan di jalan, mau masuk harga tiketnya di bikin selangit.

Setelah memarkirkan kendaraan, kami sekeluarga langsung menuju ke ke lokasi air terjun curup tenang. Kami harus berjalan kesana, karena tukang ojek ga beroperasi di sana,, ha,, ha, ha,,,. kalau di kira-kira, jarak dari lokasi parkir kendaraan ke sana kurang lebih 200 meter, bener ga ya ?. Jaraknya ga masalah, yang bikin masalah itu, medannya perbukitan, sehingga mami harus istirahat sejenak, maklum sudah lanjut usia. Sesampainya di sana, kami istirahat di salah satu pondok semacam warung yang menjual makanan dan minuman, seperti biasa, saya memesan minuman favorit yaitu kopi. Kopi di sini 100 persen asli. (daerah sini terkenal dengan tanaman kopi). Di kanan kiri pondok, ada tempat khusus untuk ganti pakaian, ada yang mematok tarif, ada juga yang gratis. Satu orang untuk masuk ke bilik ganti pakaian di kenai Rp 1000. Tanpa ganti pakaian lagi, kami langsung terjun ke sungai yang mengalir di bawah air terjun curup tenang ( perlengkapan dan barang-barang di titipkan di sana ). Wuih,, airnya segar dan terasa alami sekali, dingin, ga seperti air dikota yang sudah di campur bahan kimia. Puas bermain air ( kaya' anak kecil ), sesi pemotretanpun di lakukan.

Perut mulai keroncongan. Kebetulan mami sudah menyiapkan bekal dari rumah. Ingat,,, betapa nikmatnya makan di sana, walau hanya makan nasi dengan sambal calok (terasi), rebusan kacang panjang  dan ikan asin, rasanya seperti makan di hotel bintang tujuh. Tapi, kasihan dengan keponkanku, Leo,  sudah muntah-muntah di mobil, muntah lagi sekarang karena masuk angin. Ga jadi jagoan dong.


Selesai makan, rencanaya Haris mau menyumbangkan beberapa buah lagu ( Maklum, jebolan KDI ). Kebetulan di sana memang ada hiburan orgen tunggal yang di selenggarakan oleh panitia. Emang lagi beruntung, semua artis lagi istirahat makan termasuk Lilis, teman sekolah sepupu saya, Evi. Tanpa basa-basi, Haris langsung naik kepanggung layaknya artis ibu kota. Membawakan dua buah lagu berturut-turut, dari ST 12 dan Rhoma Irama.



Setelah acara nyanyi-nyanyi, kami pun memutuskan untuk pulang, karena hari sudah menjelang sore. Itulah suasana air terjun bedegung di tahun 2009. Beda sedikit dengan tahun lalu, waktu itu memang musim penghujan, sehingga air sungai berwarna kecoklatan dengan arus yang lumayan deras.




Sekilas Tentang Objek Wisata Yang Ada di Muara Enim.

Kalau ga salah, sebelum lebaran saya juga menulis tentang objek wisata di pandeglang, kapan ya muara enim ngadain kontes serupa, mungkin titelnya bisa menjadi kenali dan kunjungi objek wisata di muara enim,,he,,he,,.

Objek wisata curup tenang bedegung muara enim merupakan air terjun tertinggi di sumatera selatan yang terletak di desa Bedegung Kecamatan Tanjung Agung. Tingginya 99 meter. Air terjun ini mengalir dari sumber mata air yang ada di celah bukit barisan. Jarak tempuh kalau dari muara enim kurang kebih 45 Km ( 1 jam ), kalau dari Palembang 210 Km ( 3 Jam ). Khusus buat pengunjung dari luar kota, untuk penginapan tidak usah bingung, ada tiga tempat yang direkomendasikan yaitu, RM Lumayan yang ada di Jl Baturaja Desa Keban Agung Tanjung Agung, Mess KORPRI dan Rumah Adat Knockdown yang ada di Jl JL.Desa Bedegung Tanjung Agung. Selain air terjun curup tenang, bila anda ke muara enim, cobalah berkunjung ketempat-tempat objek wisata lainnya yang tak kalah menarik dari air terjun bedegung seperti :

  • Obyek Wisata Dok Sungai
Letaknya tepat di desa Tanjung Raman Muara Enim. Disinilah bapak Taufik Kemas (suami mantan presiden Megawati) melakukan lawatan ke kuburan orang tuanya. Dok ini juga berfungsi sebagai tempat merapatnya perahu perahu yang hendak menyusuri sungai. Dengan pemandangan yang bagus dan pinggiran sungai yang landai seperti pantai sangat cocok untuk melakukan wisata rafting (arung jeram) juga untuk melakukan wisata dengan mempergunakan perahu yang dapat disewa dari penduduk setempat. Bagi pasangan yang sedang melakukan bulan madu atau yang ingin bernostalgia tempat ini sangat disarankan


  • Obyek Wisata Arung Jeram
Nah, kalau yang ini lokasinya berdekatan dengan objek wisata air terjun curup tenang. Merupakan atraksi wisata yang baru dikembangkan di Kabupaten Muara Enim, kegiatan ini dilaksanakan di Sungai Enim disekitar lokasi Objek Wisata Curup Tenang Bedegung. Para Petualang dapat menikmati Petualangan penuh tantangan di jeram-jeram kelas III – IV Sungai Enim sebagai salah satu Sungai di Sumatera Selatan yang layak untuk Arung Jeram baik untuk wisata keluarga maupun ekspedisi. Para pemandu wisata Arung Jeram ini telah melaksanakan pelatihan di Sungai Cicatih Sukabumi , Jawa Barat yang diselenggarakan oleh PT. Sarana Riam Jeram Jakarta. Bagi yang berminat untuk menikmati petualangan Arung Jeram dapat menghubungi Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Muara Enim Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II No. 72 Telp. (0734) 421065.


  • Objek Wisata Candi Bumi Ayu

Objek Wisata Candi Bumi Ayu terletak di Desa Bumiayu Kecamatan Tanah Abang jarak antara Kota Muara Enim sekitar 85 Km ditempuh dengan kendaraan darat. Candi ini merupakan satu-satunya Kompleks Percandian di Sumatera Selatan, sampai sekarang tidak kurang 9 buah Candi yang telah ditemukan dan 4 diantaranya telah dipugar, yaitu Candi 1, Candi 2, Candi 3 dan Candi 8. Usaha pelestarian ini telah dimulai pada tahun 1990 sampai sekarang, dengan didukung oleh dana APBN. Walaupun demikian peran serta Pemerintah Kabupaten Muara Enim cukup besar, antara lain Pembangunan Jalan, Pembebasan Tanah dan Pembangunan Gedung Museum Lapangan. Percandian Bumiayu meliputi lahan seluas 75,56 Ha, dengan batas terluar berupa 7 (tujuh) buah sungai parit yang sebagian sudah mengalami pendangkalan. Tanah yang sudah dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim seluas 6,50 Ha, selebihnya 69,06 Ha masih dikuasai oleh masyarakat. Lahan ini terdiri dari pemukiman masyarakat, kebun karet, kebun jeruk, tanah desa dan rawa-rawa. Sesuai dengan Studi Rencana Induk Pelestarian Situs Bumiayu Sumatera Selatan tahun 1996/1997 yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Secara bertahap lahan tersebut akan dibebaskan, mengingat lahan tersebut merupakan Situs Purbakala. Candi Bumi Ayu pada saat ini masih dalam proses pengkajian dan pemugaran, sehingga belum banyak informasi yang dapat diketahui, sedangkan informasi tertulis dari Candi tersebut masih dalam proses dipahami oleh Tim Pengkajian Peninggalan Purbakala Propinsi Sumatera Selatan.

Ada satu lagi yang mesti di kunjungi kalau anda ke muara enim yaitu  Objek Wisata Taman Satwa Muara Enim yang Terletak di Jalan Raya Talang Taling No. 1 Km 51 Gelumbang Muara Enim. Hewan-hewan yang terdapat di Taman Satwa ini antara lain Kanguru Walabi, Kera Putih, Rusa Jawa, Kuda, Kancil, Lutung Sumatera, Kakatua Jambul Jingga, Ayam Hutan Merah, Gelatik, Punai Siam, Ayam Mutiara, Merak Hijau dan masih ada jenis hewan lainnya.

sumber..http://jeri27.blogspot.com/2009/09/objek-wisata-curup-tenang-bedegung.html

Wisata Bahari di Utara Pulau Jawa

Pulau Cemara Besar dengan latar Pulau Karimun Jawa
Pulau Cemara Besar dengan latar Pulau Karimun Jawa
Jika anda termasuk yang menyukai wisata bahari kemungkinan besar sudah pernah mendengar nama Karimun Jawa. Kepulauan yang terletak di utara Jawa Tengah ini memang salah satu tempat favorite bagi pecinta wisata maritim, terutama yang hobi diving atau snorkling.
Berdasarkan data dari situs Departemen Kehutanan, Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara.  Dengan luas daratan ±1.500 hektar dan perairan ±110.000 hektar. Taman Nasional Karimunjawa merupakan gugusan 27 buah pulau yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah, padang lamun, algae, hutan pantai, hutan mangrove, dan terumbu karang (dephut.go.id).
Saya sendiri baru sempat berkunjung ke Karimun Jawa ini pada awal Juli 2009 yang lalu. Mengingat pula bahwa sekitar Juli hingga Agustus dianggap sebagai musim yang paling cocok jika ingin berkunjung kesana. Karena pada waktu inilah iklim serta cuaca termasuk ramah untuk wisata bahari. Selain bahwa pada musim ini pula ombak termasuk tidak terlalu tinggi untuk pelayaran ke sana.
Kali ini saya berangkat ke sana bersama rombongan dari Cibubur Diving Club. Mereka kebetulan memang rutin hampir tiap tahunnya melakukan penyelaman di Karimun Jawa.
Menempuh perjalanan darat dari Jakarta menuju Semarang hampir sekitar 12 jam dengan bus. Mengingat jalur Pantura yang tidak begitu bagus serta banyak perbaikan jalan, maka naik kereta api atau pesawat ke Semarang agaknya akan lebih nyaman meski akan lebih mahal. Kami tiba di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang sekitar pukul 8 pagi.
Setelah memperoleh tiket Kapal Motor Cepat (KMC) Kartini I maka kapal pun berlayar sekitar pukul 9 pagi menuju Kepulauan Karimun Jawa. Untuk urusan tiket ini ada baiknya jika sudah memesan terlebih dahulu jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Berdasarkan keterangan penjual tiket, bahkan tiket sudah habis hingga sebulan ke depan karena memang sudah banyak dipesan. Padahal untuk ukuran tiket kelas bisnis seharga Rp. 90.000 dan kelas eksekutif seharga Rp. 125.000 sudah termasuk ke dalam kategori mahal.
KMC Kartini I di Tanjung Mas, Semarang
KMC Kartini I di Tanjung Mas, Semarang
Sebenarnya ada dua rute pelayaran menuju Karimun Jawa, yaitu dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang atau dari Pelabuhan Kartini di Jepara. Jika dari Tanjung Mas maka pilihannya menggunakan KMC Kartini I yang hanya menempuh perjalanan selama 3 hingga 3,5 jam. Sedangkan jika dari Jepara, menggunakan Kapal Motor Muria yang membutuhkan waktu tempuh hampir 6 jam perjalanan. Rute pertama lebih banyak dipilih karena lebih singkat walaupun lebih mahal.
Sedangkan melalui jalur udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemojan dengan pesawat sewa jenis CASSA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort). Waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Kisaran harga sewanya sekitar US $ 1.300 per jam.
Sekitar pukul 1 siang KMC Kartini I berlabuh di Pelabuhan Karimun Jawa. Para penumpang yang turun dari kapal mayoritas adalah turis yang memang datang untuk berwisata secara rombongan. Jadi ketika mereka mendarat, rombongan mereka segera saja diangkut oleh mobil penduduk menuju cottage ataupun wisma yang sepertinya juga sudah mereka pesan sebelumnya. Barang-barang diangkut menggunakan mobil pick-up sedangkan para pemiliknya diangkut menggunakan Elf.
Di dekat dermaga memang ada semacam aula untuk persinggahan orang-orang yang baru saja tiba. Terlihat pula ada loket pusat informasi. Saat itu loket terlihat kosong sehingga sulit untuk mendapatkan informasi yang memadai bagi turis yang baru pertama kali datang ke sini.
Rombongan kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju sisi lain pulau guna menyebrang menuju Pulau Menjangan Kecil. Ternyata wisma tempat kami menginap selama di sini tidak berlokasi di pulau utama Karimun Jawa.
“Kalau musim liburan begini banyak wisma dan cottage di pulau Karimun ini yang penuh. Tapi kita dapat yang di Pulau Menjangan Kecil. Dan sebenarnya lebih eksklusif, karena cottage di sana tidak banyak disewakan untuk umum”, jelas Bertha Suranto, koordinator dari Cibubur Diving Club kepada kami. Bertha sendiri sudah beberapa kali berkunjung ke Karimun guna berbagai keperluan, terutama shooting sejumlah film televisi garapan Production House miliknya. Dia banyak kenal dengan pemilik cottage dan pejabat di sini.
Untuk yang ingin snorkling atau diving ada baiknya membawa peralatan sendiri sejak dari tempat asal. Saya sendiri agak kesulitan mencari tempat penyewaan alat-alat snorkling atau diving di Pulau Karimun ini. Lebih mudah menemukan penyewaan peralatan ini ketika saya berkunjung ke Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pulau Menjangan Kecil
Pulau Menjangan Kecil
Dari pulau utama menuju Pulau Menjangan Kecil menggunakan kapal nelayan sekitar 20 menit. Di sekitar pulau utama Karimun Jawa memang banyak bersebaran sejumlah pulau kecil yang tidak semuanya berpenghuni atau ditempati. Dan salah satunya adalah Pulau Menjangan Kecil ini.
Cottage sengaja didirikan di pulau kecil yang tak berpenghuni ini sehingga keasriannya tetap terjaga. Meski tidak disewakan untuk umum, cottage di Menjangan Kecil sering diinapi oleh pejabat provinsi atau kabupaten serta sanak keluarga mereka kala liburan.
Bibir pantai hanya berjarak sekitar 10 meter dari cottage sehingga saya dapat menyaksikan debur ombak dari jendela kamar. Pantai berpasir putih yang landai hampir di seluruh pesisir pulau menjadikannya cukup nyaman untuk sekedar duduk-duduk di sana menikmati birunya laut. Berjalan kaki menyisiri pantai juga tidak memakan waktu lebih dari 20 menit mengingat kecilnya pulau.
IMG_4279
terumbu karang di Pulau Menjangan Kecil
Pulau Menjangan Kecil memiliki gugusan karang yang lumayan bagus. Jadi saya bisa snorkling tidak jauh dari bibir pantai di sana. Meski terumbuh karangnya masih cukup baik, ada juga beberapa yang rusak. Dan sayangnya lagi, ada banyak bulu babi yang mengancam di pinggiran pantai. Perlu agak hati-hati jika snorkling di tempat ini terutama bagi pemula.
Jika tidak terlalu suka berenang atau snorkling disediakan pula banana boat dan glass bottom boat. Melalui glas bottom boat kita juga dapat menikmati indahnya pemandangan terumbu karang tanpa harus berbasah-basahan.
Jika bosan bermain-main di air maka bisa sekedar bersantai-santai di beberapa gazebo yang ditersedia di sekitaran cottage. Untuk anak-anak juga ada ayunan di dekatnya. Di bagian belakang pulau saya bisa menikmati suasana senja di tepi pantai.
Malam harinya kami sekedar bercengkrama dan menikmati makanan khas di pulau, yaitu seafood. Agaknya seafood akan menjadi makanan pokok kami selama beberapa hari ke depan di Kepulauan Karimun Jawa ini. Beruntung masih dapat ketemu dengan nasi.IMG_4190
Sayangnya angin malam itu berhembus kencang. Saya khawatir kalau-kalau akan ada badai malam itu. Ombak juga terlihat agak tinggi. Dan hal ini masih berlangsung hingga pagi harinya.
Rencananya siang hari itu kami akan pindah ke Wisma Apung, penginapan kami selanjutnya. Namun kapal nelayan yang akan mengangkut kami dan berbagai macam perlengkapan lainnya terancam gagal menepi di dermaga Menjangan Kecil.
Ombak dan angin kencang membuat kapal tidak berani nenambatkan tali terlalu dekat ke dermaga. Beberapa kali badan kapal hampir membentur dermaga dari kayu yang sudah terlihat rapuh. Meski agak memaksakan diri, beruntung IMG_4336kapal akhirnya dapat merapat dan berhasil membawa rombongan kami semua untuk menuju ke tujuan selanjutnya.
Kapal kemudian mengarahkan kami menuju sebuah rumah dengan keramba di pinggiran Pulau Menjangan Besar. Di sana ada penangkaran penyu sisik. Jika sempat berjalan kaki menyisiri Pulau Menjangan Besar, akan berjumpa dengan penangkaran elang jawa.
IMG_4320Di keramba si pemilik memiliki semacam kolam kecil berisikan sejumlah ikan hiu. Dan di kolam lainnya terlihat ikan baracuda. Agaknya ikan hiu yang ditangkarkan ini menjadi salah satu daya tarik utama pengunjung di sana. Atraksinya adalah berenang bersama hiu. Tidak sedikit turis yang memberanikan diri mencebur ke kolam dan berfoto bersama segerombolan ikan hiu. Termasuk juga saya. Konon, hiu di situ jinak.
Selanjutnya kapal membawa kami menuju Wisma Apung. Mirip dengan cottage yang berupa rumah yang mengambang seperti keramba di tengah laut, maka disebut dengan wisma apung. Untuk dua hari ini kami akan menginap di sini. Ada semacam idiom di antara kami bahwa jika belum menginap di Wisma Apung maka belum dianggap sah berwisata di Karimun Jawa.
Setelah check-in, menaruh barang-barang, dan makan siang, perjalanan berlanjut menuju tempat diving dan snorkling. Kapal kemudian menuju ke perairan di sekitar Pulau Cemara Kecil. Ombak dan angin masih terasa bertiup kencang.
Kapal pun gagal mendarat di Pulau Cemara Kecil. Dan perjalanan dilanjutkan mendekati Pulau Cemara Besar yang berlokasi tidak jauh dari situ. Beruntung ombak sudah agak reda siang itu.
Pulau Cemara Besar sebenarnya sebuah pulau yang kecil. Pulau ini tidak dapat didarati oleh kapal nelayan. Terdapat gugusan atol yang melindungi pulau tersebut. Justru dengan hal tersebut perairan di seputar pulau ini menghadirkan gugusan karang yang indah untuk disaksikan. Kapal pun melempar sauh di sini.
Para anggota rombongan melakukan kegiatannya masing-masing. Kelompok yang ingin diving menceburkan dirinya di sisi kiri kapal. Yang sekedar snorkling seperti saya mengambil sisi kanan kapal. Sisanya hanya menikmati pemandangan sekeliling dari atas kapal.
Pulau Cemara Kecil
Pulau Cemara Kecil
Pemandangan di bawah laut di sini memang mengagumkan. Terumbu karang dan ikan-ikan yang biasanya hanya saya lihat di Discovery Channel dapat dilihat dengan mata sendiri di sini. Terumbu karang membentuk susunan dan makin ke permukaan ketika mendekati atol di sekeliling pantai.
Sayangnya beberapa karang terlihat rusak. Menurut penuturan sejumlah penyelam, yang justru sering merusak karang di sini adalah jangkar dari kapal yang membawa turis untuk diving atau snorkling di seputaran karang itu.
Untuk yang hobi diving, ada spot yang menarik di sekitar Pulau Kemojan, tidak jauh dari situ. Di tempat itu terdapat bangkai kapal Panama INDONO yang tenggelam pada tahun 1955, dimana pada saat ini menjadi habitat ikan karang dan cocok untuk lokasi penyelaman (wreck diving). Sayangnya kami juga tidak sempat ke sana.
Ketika hari beranjak sore, kapal berserta rombongan beranjak dari tempat itu dan berencana kembali menuju Wisma Apung. Lagipula obak sudah mulai tinggi. Dalam perjalanan ombak menggoyang-goyangkan kapal dengan agak kencang.
Sebuah insiden terjadi ketika salah seorang anggota rombongan terjatuh dari kapal. Celakanya, dia tidak mengenakan jaket pelampung. Agaknya dia tidak berpegangan dengan erat ketika ombak kencang menerjang kapal sehingga terjatuh ke air.
Beruntung salah seorang awak kapal melihat dan segera loncat ke air guna mengejar. Khawatir terbawa ombak dan semakin menjauh dari kapal. Mas Jabrik, ketua rombongan Cibubur Diving Club menyusul kemudian terjun melakukan aksi penyelamatan.
Setelah menunggu kapal memutar, menjemput dan melempar pelampung dan tali penyelamat, akhirnya mereka berhasil dibawa kembali ke atas kapal. Pengalaman Mas Jabrik sebagai tim SAR di UGM cukup membantu penyelamatan sore itu.
Mengingat ombak yang kencang akhirnya perjalanan dilanjutkan dengan penuh kehati-hatian. Semua penumpang berpegangan erat kepada apa saja yang dapat dipegang di kapal guna menghindari kejadian serupa.
Di tengah-tengah kecemasan selama perjalanan pulang menuju Wisma Apung, ombak terasa makin mereda. Kapal mulai berkurang goyangannya. Di ufuk barat senja mulai menghias langit. Semburat jingga di cakrawala menghantarkan kapal hingga merapat dengan selamat di pemberhentian terakhir kami sore itu.
di Wisma Apung
di Wisma Apung
Wisma Apung terdiri dari sejumlah kamar kayu dengan kapasitas 2 orang per kamarnya. Ada yang ber-AC dan non-AC. Kebetulan saya dapat kamar paling ujung yang memiliki view paling bagus diantara kamar yang lainnya.
Saya dapat melihat pantulan bulan purnama di atas permukaan laut yang tenang malam itu dari depan kamar. Yang kurang beruntung jika mendapat kamar di sebelah ruang genset—sumber listrik di wisma apung—maka harus mengakrabkan diri dengan suara bising sepanjang malam. Malam itu saya sulit tidur karena tempat tidur serasa sedikit bergoyang karena pengaruh ombak.
Hari berikutnya kami mencoba sedikit berwisata darat. Setelah menyebrang ke pulau utama, dilanjutkan dengan menyewa mobil untuk mengelilingi pulau. Tujuannya, Pantai Baracuda di sisi lain Pulau Karimun Jawa. Membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk tiba di sana. Melalui jalan aspal yang hanya seluas 2 meteran dengan rute naik turun perbukitan kadang terlihat pula pemandangan laut sepanjang perjalanan.
Sepanjang perjalanan darat dapat terlihat bagaimana kehidupan desa sehari-harinya. Jika masyarakat di pesisIMG_4451ir lebih banyak bekerja sebagai nelayan, masyarakat di pedalaman pulau bekerja sebagai pengrajin kayu, sebagian sebagai petani—saya sempat melihat ada beberapa petak sawah, dan sebagian bertani rumput laut.
Ipong, supir sekaligus guide kami di wisata darat menceritakan mayoritas penduduk pulau Karimun Jawa adalah orang Jawa dan orang Bugis. Orang jawa umumnya pengrajin kayu dan sejenisnya sedangkan orang Bugis kebanyakan nelayan. “Ciri lain yang membedakan adalah rumah panggung yang biasanya hanya dimiliki oleh orang Bugis, “ jelasnya.
Di pulau ini juga ada hutan mangrove. Sayangnya masih sulit untuk berkeliling di hutan mangrove tersebut. “Belum banyak dibuat pijakan kaki untuk dapat berjalan-jalan di hutan mangrove, “ tambah Ipong.
Di sini juga terdapat wisata ziarah ke makam Sunan Nyamplungan. Meniti anak tangga naik bukit di pedalaman pulau. Kami batal mampir ke sana.
petani rumput laut
petani rumput laut
Tiba di pesisir Pantai Baracuda, di sini juga ada cottage yang dapat dihuni oleh turis meski terlihat hanya terdiri dari 3 kamar. Di pantai ini kita dapat berbaur dengan penduduk asli yang banyak berprofesi sebagai nelayan. Sepanjang pantai banyak kapal yang ditambatkan seusai berlayar dan beberapa yang sedang diperbaiki. Sebagian lain sedang sibuk mengeringkan rumput laut yang baru dipanen. Anak-anak nelayan memancing hanya dengan mengandalkan tali pancing dan umpan.
Dari tepi pantai dapat terlihat laut agak kehijauan. Artinya beberapa meter selepas pantai memang laut dangkal karena di situ terdapat gugusan karang. Bahkan dapat terlihat dari atas permukaan air ketika kami berperahu menuju Pulau Cilik dari Pantai Baracuda.
Pulau Cilik berada di seberang Pantai Baracuda. Hanya perlu waktu 10 menit menuju ke sana. Ada sebuah cottage yang dapat dihuni 1 keluarga di pulau ini. Jadi nuansa “ekslusif” akan lebih terasa jika menyewa cottage di pulau ini.
Pulau Gosong Tengah
Pulau Gosong Tengah
Pantainya bersih dan pasirnya putih, ombak tidak begitu besar. Sayangnya kami tidak membawa alat snorkling kali ini. Jadi hanya bisa berenang dan bermain di sekeliling pantai. Dari sini dapat terlihat pemandangan Pulau Karimun Jawa. Sore hari kembali ke Wisma Apung.
Hari terakhir saya hanya sempat ke pasar pagi di Pulau Karimun Jawa. Tidak jauh berbeda dengan pasar tradisional lainnya, kecuali mayoritas penjualnya adalah wanita. Hanya ada seorang pedagang yang lelaki. Pasar ini juga pasar satu-satunya di pulau tersebut.
Siangnya, kami sudah harus menuju dermaga Karimun Jawa guna kembali menuju ke Pulau Jawa. Tiket KMC Kartini sudah ditangan. Sebagian wisatawan sudah menyempatkan diri membeli oleh-oleh—sayangnya tidak ada cinderamata yang merupakan ciri khas Karimun Jawa.
IMG_4575KCM Kartini mengangkat sauh sekitar pukul 12 siang. Akan memakan waktu 2,5 jam sebelum tiba di Pelabuhan Kartini di Jepara. Hampir seluruh penumpang kapal tertidur kelelahan sepanjang perjalanan.
Sebagian berencana kembali ke Karimun Jawa di lain kesempatan. Yang lainnya mengagendakan untuk berwisata bahari ke kepulauan atau pantai lainnya di nusantara. Indonesia memang memiliki potensi wisata maritim yang menarik, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan. Dan Kepulauan Karimun Jawa adalah salah satu tempat yang sangat layak untuk dikunjungi.


Surga Dunia di Karimun Jawa

karimunjawaMendengar kata pantai dan laut, pasti  yang terlintas di pikiran anda adalah Bali, tetapi tanpa kita sadari masih banyak pantai dan laut di Indonesia yang belum tersentuh oleh tangan-tangan usil manusia, dan masih terjaga kelestariannya.
Karimun Jawa, dengan keindahan pemandangan yang luar biasa, serta laut dan pantainya yang mengundang decak kagum, menyuguhkan wisata-wisata alam seru yang tidak kalah dari pulau dewata.
Karimun Jawa merupakan kawasan pantai yang terdiri dari 27 pulau kecil di selatan Pulau Jawa. Keindahan  Karimun Jawa membuat kawasan ini dijadikan cagar alam atau taman nasional yang dilindungi oleh pemerintah.
Banyak orang yang ingin menghilangkan kepenatan kehidupan kota dengan mengunjungi pantai-pantai yang indah, Karimun Jawa tentu saja bisa menjadi salah satu pilihan yang sangat pas. Wisata-wisata yang ditawarkan memiliki perbedaan yang khusus dari wisata pantai lainnya.
Wisata laut
Karimun Jawa memang cocok sebagai tempat untuk melepas stres, apalagi bagi Anda petualang sejati, karena di tempat ini banyak sekali wisata laut yang sangat menarik untuk dicoba.
Wreck Dive
Bagi Anda penggemar diving dan mempunyai jiwa avonturir, disarankan untuk mencoba wisata selam yang satu ini. Berbagai ketegangan akan Anda temukan dalam sekejap. Ketika Anda mulai menyelam Anda bahkan akan disambut oleh bangkai kapal yang telah lama karam di bawah permukaan laut. Suasananya terasa sangat sunyi dan misterius, pilar-pilar besi kapal terlihat berkarat seiring berjalannya waktu, lalu banyak juga  terumbu karang (soft coral) berwarna-warni yang sangat indah berjuang untuk hidup dan tumbuh terus.
Bangkai kapal ini terlihat terbelah dua, layaknya bangkai kapal dalam film Titanic  yang kemegahannya terkenal di seluruh penjuru dunia. Panjang kapal itu hampir menyamai kapal-kapal fery yang ada di Indonesia. Saat melakukan diving dan melihat bangkai kapal di bawah permukaan laut, Anda akan merasa seperti Kate Hudson dan Matthew McConaughey dalam film Fool’s Gold saat mereka mencari harta karun. Wow!
Yang lebih menarik lagi, selain ber-diving ria dan menaklukkan berbagai tantangan, Anda juga bisa mendapatkan pengetahuan sejarah tentang Indonesia. Konon sebuah kapal pengangkut batu bara milik armada Belanda karam di perairan tersebut sekitar 60 tahun silam. Cerita yang beredar menyebutkan kapal tersebut karam karena sang nahkoda menyangka Kepulauan Karimun Jawa adalah pesisir pantai Semarang, Jawa Tengah. Dasar pantai-pantai di Karimun Jawa yang relatif rendah membuat kapal tersebut kandas dan akhirnya karam.
Wreck dive  ini terdapat di Pulau Kemojan, salah satu dari 27 pulau yang terdapat di Karimun Jawa. Jangan lewatkan tantangan yang satu ini, cause it’s full of challenge!
Penangkaran Hiu
Setelah melewati ketegangan wreck dive di Pulau Kemojan, melanjutkan wisata petualangan dengan berlayar ke Pulau Menjangan yang menyuguhkan ketegangan lain akan menjadi pengalaman yang tak kalah serunya. Ingin tahu rasanya berhadapan langsung dengan ikan hiu? Hewan laut yang satu ini memang menyeramkan tapi kesempatan langka ini pantang dilewatkan.
Pulau Menjangan mempunyai sebuah  penangkaran ikan hiu. Rasanya sangat menarik melihat ikan hiu yang terkenal sangat ganas tersebut berada di depan mata kita. Bahkan tidak hanya melihat, bagi Anda yang punya keberanian,  cobalah memacu adrenalin dengan berenang bersama ikan bergigi tajam tersebut. Tetapi jangan khawatir, ada pemandu yang akan menemani Anda. Untuk beberapa saat Anda bisa menjadi sahabat ikan hiu. Sangat menarik bukan bercengkrama dengan ikan-ikan predator tersebut.
Don’t Miss It!
Banyak kegiatan lain yang bisa Anda lakukan untuk mengisi liburan di Karimun Jawa. Try it yourself!
  • Berlayar, selancar air, dan ski air, Pulau yang terdapat di Karimun Jawa sangat banyak, Anda bisa memilih salah satu pulau untuk melakukan berbagai wisata air. Kegiatan seperti berlayar, selancar air, dan ski air pas untuk di coba. Kepuasan yang Anda dapatkan tidak kalah menyenangkan dari tempat wisata laut lainnya.
  • Berjemur di pasir putih, Jangan buru-buru ke Miami untuk berjemur! Cukup ke Karimun Jawa dan Anda bisa menikmati paparan sinar matahari di atas pasir putih sambil mengamati pemandangan memukau pulau ini.
  • Snorkling, Bagi Anda penikmat alam bawah laut, maka agenda wajib selanjutnya adalah snorkling di kawasan Pulau Menjangan yang terkenal akan terumbu karang berwarna-warni dan ikan-ikan cantik yang menghuninya
  • Festival Durian pada bulan Januari/Maret di Jepara
  • Liburan ke Karimun Jawa, jangan lupa untuk mampir ke Jepara, khususnya bagi anda penggemar Durian. Taste this sweet and delicious fruit!
sumber..http://www.pasirpantai.com/jawa/karimun-jawa/surga-dunia-di-karimun-jawa/
             http://yearrypanji.wordpress.com/2009/07/14/karimun-jawa-wisata-bahari-di-utara-pulau-jawa/

 
RESEP MAKANAN INDONESIA